nuff
Cari laman web
Duhai Suamiku…
Kadangkala mungkin tergambar di benak fikiranmu, bahwa engkau telah salah ketika memilih diriku menjadi pasanganmu. Kadang kala ia mengganggu dalam pergaulan sehari-harimu denganku, terkadang ku takut perasaan cintamu berubah menjadi benci, limpahan kasih sayangmu menjelma menjadi kemarahan, dan ketenangan pun berubah menjadi ketegangan.
Suamiku…..
Di saat engkau masih sibuk dengan pekerjaan yang tak kunjung selesai, tak jarang aku kau abaikan. Waktu di rumah pun, kadang ku ikhlaskan demi masa depanmu. Bukankah engkau tahu aku pun butuh perhatian darimu. Terkadang ku cari perhatian itu, namun terlihat salah dipandanganmu. Kalaulah itu terlihat salah, semoga engkau bisa melihat kebaikanku yang lain. Bukankah Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, “Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” [QS: An Nisa' 19]. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan, “Sempurnanya iman seseorang mukmin adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka.” Jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, Jangan membenci seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai. (HR. Muslim)
Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Alllah yang Maha Sempurna. Tidaklah sepatutnya bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu, sedangkan engkau sendiri tak pernah sekalipun menghitung kekurangan dan kesalahanmu. Janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu.
Saat diriku rela pergi bersama dirimu, kutinggalkan orangtua dan sanak saudaraku, ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan hatiku. Naungilah diriku dengan kasih sayang, dan senyuman darimu. Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku, ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku. Bukankah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat ditanya oleh seorang, “Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?” Ali r.a. pun menjawab, “Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya.” Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku.
Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan, sadarlah, sesungguhnya egois telah menguasai dirimu. Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku. Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada dirimu, saat Muawiah bin Ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap istri, beliaupun menjawab, “Dia memberinya makan ketika ia makan, dan memberinya pakaian ketika dia berpakaian.” Janganlah engkau keras terhadapku, karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun tak pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya.
Duhai Suamiku…
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak? Tahukah engkau pula balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap istri-istri mereka? Renungkanlah bahwa, “Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya.” [HR Muslim]. Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku adalah permaisuri di istanamu.
Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra-putrimu. Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra-putrinya? Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah.
Wahai Allah,
Engkau-lah saksi ikatan hati ini…
Aku telah jatuh cinta kepada lelaki pasangan hidup ku,
jadikanlah cinta ku pada suamiku ini sebagai penambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Namun, kumohon pula, jagalah cintaku ini agar tidak melebihi cintaku kepada-Mu,
hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu. Jika ia rindu,
jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada kerinduannya terhadapku,
jadikan pula kerinduan terhadapku tidak melupakan kerinduannya terhadap surga-Mu.
Bila cintaku padanya telah mengalahkan cintaku kepada-Mu,
ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai merengkuh cinta-Mu.
Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-Mu,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
Amin ya rabbal alamin.
Mei 28, 2008 - Ditulis oleh sigit setiawan | Cerita Islam | istri, solekha, suami | & Komentar
Suamiku…..
Di saat engkau masih sibuk dengan pekerjaan yang tak kunjung selesai, tak jarang aku kau abaikan. Waktu di rumah pun, kadang ku ikhlaskan demi masa depanmu. Bukankah engkau tahu aku pun butuh perhatian darimu. Terkadang ku cari perhatian itu, namun terlihat salah dipandanganmu. Kalaulah itu terlihat salah, semoga engkau bisa melihat kebaikanku yang lain. Bukankah Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, “Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” [QS: An Nisa' 19]. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan, “Sempurnanya iman seseorang mukmin adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka.” Jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, Jangan membenci seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai. (HR. Muslim)
Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Alllah yang Maha Sempurna. Tidaklah sepatutnya bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu, sedangkan engkau sendiri tak pernah sekalipun menghitung kekurangan dan kesalahanmu. Janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu.
Saat diriku rela pergi bersama dirimu, kutinggalkan orangtua dan sanak saudaraku, ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan hatiku. Naungilah diriku dengan kasih sayang, dan senyuman darimu. Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku, ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku. Bukankah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat ditanya oleh seorang, “Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?” Ali r.a. pun menjawab, “Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya.” Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku.
Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan, sadarlah, sesungguhnya egois telah menguasai dirimu. Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku. Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada dirimu, saat Muawiah bin Ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap istri, beliaupun menjawab, “Dia memberinya makan ketika ia makan, dan memberinya pakaian ketika dia berpakaian.” Janganlah engkau keras terhadapku, karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun tak pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya.
Duhai Suamiku…
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak? Tahukah engkau pula balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap istri-istri mereka? Renungkanlah bahwa, “Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya.” [HR Muslim]. Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku adalah permaisuri di istanamu.
Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra-putrimu. Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra-putrinya? Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah.
Wahai Allah,
Engkau-lah saksi ikatan hati ini…
Aku telah jatuh cinta kepada lelaki pasangan hidup ku,
jadikanlah cinta ku pada suamiku ini sebagai penambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Namun, kumohon pula, jagalah cintaku ini agar tidak melebihi cintaku kepada-Mu,
hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu. Jika ia rindu,
jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada kerinduannya terhadapku,
jadikan pula kerinduan terhadapku tidak melupakan kerinduannya terhadap surga-Mu.
Bila cintaku padanya telah mengalahkan cintaku kepada-Mu,
ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai merengkuh cinta-Mu.
Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-Mu,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
Amin ya rabbal alamin.
Mei 28, 2008 - Ditulis oleh sigit setiawan | Cerita Islam | istri, solekha, suami | & Komentar
Sabar / ilmu
Sabar
Harta yang paling menguntungkan ialah SABAR.
Teman yang paling akrab adalah AMAL.
Pengawal peribadi yang paling waspada adalah DIAM.
Bahasa yang paling manis adalah SENYUM.
Dan ibadah yang paling indah tentunya KHUSYUK.
April 16, 2007 Ditulis oleh sigit setiawan | Kata-kata Mutiara | | & Komentar
ilmu
Pelajarilah Ilmu, karena mempelajarinya karena Allah adalah khasyah, Menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah Tasbih, mencarinya adalah Jihad, Mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui adalah Shadaqah, menyerahkan kepada ahlinya adalah Taqarrub. Ilmu adalah teman dekat dalam kesendirian dan sahabat dalam kesunyian.
– Muadz bin Jabal Radhiyyallahu anhu
April 5, 2007 Ditulis oleh sigit setiawan | Kata-kata Mutiara | | & Komentar
Harta yang paling menguntungkan ialah SABAR.
Teman yang paling akrab adalah AMAL.
Pengawal peribadi yang paling waspada adalah DIAM.
Bahasa yang paling manis adalah SENYUM.
Dan ibadah yang paling indah tentunya KHUSYUK.
April 16, 2007 Ditulis oleh sigit setiawan | Kata-kata Mutiara | | & Komentar
ilmu
Pelajarilah Ilmu, karena mempelajarinya karena Allah adalah khasyah, Menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah Tasbih, mencarinya adalah Jihad, Mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui adalah Shadaqah, menyerahkan kepada ahlinya adalah Taqarrub. Ilmu adalah teman dekat dalam kesendirian dan sahabat dalam kesunyian.
– Muadz bin Jabal Radhiyyallahu anhu
April 5, 2007 Ditulis oleh sigit setiawan | Kata-kata Mutiara | | & Komentar
Duhai Suamiku…
Kadangkala mungkin tergambar di benak fikiranmu, bahwa engkau telah salah ketika memilih diriku menjadi pasanganmu. Kadang kala ia mengganggu dalam pergaulan sehari-harimu denganku, terkadang ku takut perasaan cintamu berubah menjadi benci, limpahan kasih sayangmu menjelma menjadi kemarahan, dan ketenangan pun berubah menjadi ketegangan.
Suamiku…..
Di saat engkau masih sibuk dengan pekerjaan yang tak kunjung selesai, tak jarang aku kau abaikan. Waktu di rumah pun, kadang ku ikhlaskan demi masa depanmu. Bukankah engkau tahu aku pun butuh perhatian darimu. Terkadang ku cari perhatian itu, namun terlihat salah dipandanganmu. Kalaulah itu terlihat salah, semoga engkau bisa melihat kebaikanku yang lain. Bukankah Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, “Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” [QS: An Nisa' 19]. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan, “Sempurnanya iman seseorang mukmin adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka.” Jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, Jangan membenci seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai. (HR. Muslim)
Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Alllah yang Maha Sempurna. Tidaklah sepatutnya bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu, sedangkan engkau sendiri tak pernah sekalipun menghitung kekurangan dan kesalahanmu. Janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu.
Saat diriku rela pergi bersama dirimu, kutinggalkan orangtua dan sanak saudaraku, ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan hatiku. Naungilah diriku dengan kasih sayang, dan senyuman darimu. Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku, ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku. Bukankah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat ditanya oleh seorang, “Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?” Ali r.a. pun menjawab, “Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya.” Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku.
Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan, sadarlah, sesungguhnya egois telah menguasai dirimu. Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku. Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada dirimu, saat Muawiah bin Ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap istri, beliaupun menjawab, “Dia memberinya makan ketika ia makan, dan memberinya pakaian ketika dia berpakaian.” Janganlah engkau keras terhadapku, karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun tak pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya.
Duhai Suamiku…
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak? Tahukah engkau pula balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap istri-istri mereka? Renungkanlah bahwa, “Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya.” [HR Muslim]. Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku adalah permaisuri di istanamu.
Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra-putrimu. Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra-putrinya? Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah.
Wahai Allah,
Engkau-lah saksi ikatan hati ini…
Aku telah jatuh cinta kepada lelaki pasangan hidup ku,
jadikanlah cinta ku pada suamiku ini sebagai penambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Namun, kumohon pula, jagalah cintaku ini agar tidak melebihi cintaku kepada-Mu,
hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu. Jika ia rindu,
jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada kerinduannya terhadapku,
jadikan pula kerinduan terhadapku tidak melupakan kerinduannya terhadap surga-Mu.
Bila cintaku padanya telah mengalahkan cintaku kepada-Mu,
ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai merengkuh cinta-Mu.
Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-Mu,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
Amin ya rabbal alamin.
Mei 28, 2008 Ditulis oleh sigit setiawan | Cerita Islam | istri, solekha, suami | & Komentar
Suamiku…..
Di saat engkau masih sibuk dengan pekerjaan yang tak kunjung selesai, tak jarang aku kau abaikan. Waktu di rumah pun, kadang ku ikhlaskan demi masa depanmu. Bukankah engkau tahu aku pun butuh perhatian darimu. Terkadang ku cari perhatian itu, namun terlihat salah dipandanganmu. Kalaulah itu terlihat salah, semoga engkau bisa melihat kebaikanku yang lain. Bukankah Allah SWT yang mempertemukan dan menyatukan hati kita berpesan, “Dan pergaulilah mereka (isterimu) dengan baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” [QS: An Nisa' 19]. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang kita cintai pun berpesan, “Sempurnanya iman seseorang mukmin adalah mereka yang baik akhlaknya, dan yang terbaik (pergaulannya) dengan istri-istri mereka.” Jika engkau melihat kekurangan pada diriku, ingatlah kembali pesan beliau, Jangan membenci seorang mukmin (laki-laki) pada mukminat (perempuan) jika ia tidak suka suatu kelakuannya pasti ada juga kelakuan lainnya yang ia sukai. (HR. Muslim)
Sadarkah engkau bahwa tiada manusia di dunia ini yang sempurna segalanya? Bukankah engkau tahu bahwa hanyalah Alllah yang Maha Sempurna. Tidaklah sepatutnya bila kau hanya menghitung-hitung kekurangan pasangan hidupmu, sedangkan engkau sendiri tak pernah sekalipun menghitung kekurangan dan kesalahanmu. Janganlah engkau mencari-cari selalu kesalahanku, padahal aku telah taat kepadamu.
Saat diriku rela pergi bersama dirimu, kutinggalkan orangtua dan sanak saudaraku, ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan hatiku. Naungilah diriku dengan kasih sayang, dan senyuman darimu. Ku ingat pula saat aku ragu memilih siapa pendampingku, ketakwaan yang terlihat dalam keseharianmu-lah yang mempesona diriku. Bukankah sahabat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Ali bin Abi Tholib saat ditanya oleh seorang, “Sesungguhnya aku mempunyai seorang anak perempuan, dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan dia?” Ali r.a. pun menjawab, “Kawinkanlah dia dengan lelaki yang bertakwa kepada Allah, sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia akan memuliakannya, dan jika ia tidak menyukainya maka dia tidak akan menzaliminya.” Ku harap engkaulah laki-laki itu, duhai suamiku.
Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku lakukan, mungkin saat itu engkau mendambakan diriku sebagai istri tanpa kekurangan dan kelemahan, sadarlah, sesungguhnya egois telah menguasai dirimu. Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah lembut, janganlah kasar terhadapku. Bukankah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah mengajarkan kepada dirimu, saat Muawiah bin Ubaidah bertanya kepada beliau tentang tanggungjawab suami terhadap istri, beliaupun menjawab, “Dia memberinya makan ketika ia makan, dan memberinya pakaian ketika dia berpakaian.” Janganlah engkau keras terhadapku, karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun tak pernah berbuat kasar terhadap istri-istrinya.
Duhai Suamiku…
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau terima dari Allah di akhirat kelak? Tahukah engkau pula balasan yang akan dianugerahkan kepada suami-suami yang berlaku baik terhadap istri-istri mereka? Renungkanlah bahwa, “Mereka yang berlaku adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka adalah orang yang berlaku adil ketika menghukum, dan adil terhadap istri-istri mereka serta orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya.” [HR Muslim]. Kudoakan bahwa engkaulah yang kelak salah satu yang menempati singgasana tersebut, dan aku adalah permaisuri di istanamu.
Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku dengan ilmu yang telah Allah berikan kepadamu. Apabila engkau sibuk, maka biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak diriku dapat menjadi sekolah buat putra-putrimu. Bukankah seorang ibu adalah madrasah ilmu pertama buat putra-putrinya? Semoga engkau selalu mendampingiku dalam mendidik putra-putri kita dan bertakwa kepada Allah.
Wahai Allah,
Engkau-lah saksi ikatan hati ini…
Aku telah jatuh cinta kepada lelaki pasangan hidup ku,
jadikanlah cinta ku pada suamiku ini sebagai penambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Namun, kumohon pula, jagalah cintaku ini agar tidak melebihi cintaku kepada-Mu,
hingga aku tidak terjatuh pada jurang cinta yang semu,
jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu. Jika ia rindu,
jadikanlah rindu syahid di jalan-Mu lebih ia rindukan daripada kerinduannya terhadapku,
jadikan pula kerinduan terhadapku tidak melupakan kerinduannya terhadap surga-Mu.
Bila cintaku padanya telah mengalahkan cintaku kepada-Mu,
ingatkanlah diriku, jangan Engkau biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai merengkuh cinta-Mu.
Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwah pada-Mu,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kokohkanlah ya Allah ikatannya. Kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di jalan-Mu.
Amin ya rabbal alamin.
Mei 28, 2008 Ditulis oleh sigit setiawan | Cerita Islam | istri, solekha, suami | & Komentar
Kisah Tsabit Bin Ibrahim
Seorang lelaki yang saleh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat sebuah apel jatuh ke luar pagar sebuah kebun buah-buahan. Melihat apel yang merah ranum itu tergeletak di tanah terbitlah air liur Tsabit, terlebih-lebih di hari yang sangat panas dan di tengah rasa lapar dan haus yang mendera. Maka tanpa berpikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang terlihat sangat lezat itu. Akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahwa buah apel itu bukan miliknya dan dia belum mendapat ijin pemiliknya.
Maka ia segera pergi ke dalam kebun buah-buahan itu dengan maksud hendak menemui pemiliknya agar menghalalkan buah apel yang telah terlanjur dimakannya.
Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki. Maka langsung saja ia berkata, “Aku sudah memakan setengah dari buah apel ini. Aku berharap Anda menghalalkannya”. Orang itu menjawab, “Aku bukan pemilik kebun ini. Aku hanya khadamnya yang ditugaskan merawat dan mengurusi kebunnya”. Dengan nada menyesal Tsabit bertanya lagi, “Dimana rumah pemiliknya? Aku akan menemuinya dan minta agar dihalalkan apel yang telah kumakan ini.” Pengurus kebun itu memberitahukan, “Apabila engkau ingin pergi kesana maka engkau harus menempuh perjalanan sehari semalam”. Tsabit bin Ibrahim bertekad akan pergi menemui si pemilik kebun itu. Katanya kepada orangtua itu, “Tidak mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku karena tanpa seijin pemiliknya. Bukankah Rasulullah Saw sudah memperingatkan kita lewat sabdanya : “Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api neraka.”
Tsabit pergi juga ke rumah pemilik kebun itu, dan setiba disana dia langsung mengetuk pintu. Setelah si pemilik rumah membukakan pintu, Tsabit langsung memberi salam dengan sopan, seraya berkata, “Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur makan setengah dari buah apel tuan yang jatuh ke luar kebun tuan. Karena itu sudikah tuan menghalalkan apa yang sudah kumakan itu ?” Lelaki tua yang ada di hadapan Tsabit mengamatinya dengan cermat. Lalu dia berkata tiba-tiba, “Tidak, aku tidak bisa menghalalkannya kecuali dengan satu syarat.” Tsabit merasa khawatir dengan syarat itu karena takut ia tidak bisa memenuhinya. Maka segera ia bertanya, “Apa syarat itu tuan?” Orang itu menjawab, “Engkau harus mengawini putriku !” Tsabit bin Ibrahim tidak memahami apa maksud dan tujuan lelaki itu, maka dia berkata, “Apakah karena hanya aku makan setengah buah apelmu yang jatuh ke luar dari kebunmu, aku harus mengawini putrimu ?” Tetapi pemilik kebun itu tidak menggubris pertanyaan Tsabit. Ia malah menambahkan, katanya, “Sebelum pernikahan dimulai engkau harus tahu dulu kekurangan-kekurangan putriku itu. Dia seorang yang buta, bisu, dan tuli. Lebih dari itu ia juga seorang gadis yang lumpuh !” Tsabit amat terkejut dengan keterangan si pemilik kebun. Dia berpikir dalam hatinya, apakah perempuan semacam itu patut dia persunting sebagai isteri gara-gara ia memakan setengah buah apel yang tidak dihalalkan kepadanya? Kemudian pemilik kebun itu menyatakan lagi, “Selain syarat itu aku tidak bisa menghalalkan apa yang telah kau makan !” Namun Tsabit kemudian menjawab dengan mantap, “Aku akan menerima pinangannya dan perkawinannya. Aku telah bertekad akan mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul ‘Alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak-hakku kepadanya karena aku amat berharap Allah selalu meridhaiku dan mudah-mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Ta’ala”.
Maka pernikahanpun dilaksanakan. Pemilik kebun itu menghadirkan dua saksi yang akan menyaksikan akad nikah mereka. Sesudah perkawinan usai, Tsabit dipersilahkan masuk menemui istrinya. Sewaktu Tsabit hendak masuk kamar pengantin, dia berpikir akan tetap mengucapkan salam walaupun istrinya tuli dan bisu, karena bukankah malaikat Allah yang berkeliaran dalam rumahnya tentu tidak tuli dan bisu juga. Maka iapun mengucapkan salam, “Assalamu’alaikum….” Tak dinyana sama sekali wanita yang ada dihadapannya dan kini resmi menjadi istrinya itu menjawab salamnya dengan baik. Ketika Tsabit masuk hendak menghampiri wanita itu, dia mengulurkan tangan untuk menyambut tangannya. Sekali lagi Tsabit terkejut karena wanita yang kini menjadi istrinya itu menyambut uluran tangannya. Tsabit sempat terhentak menyaksikan kenyataan ini. “Kata ayahnya dia wanita tuli dan bisu tetapi ternyata dia menyambut salamnya dengan baik. Jika demikian berarti wanita yang ada di hadapanku ini dapat mendengar dan tidak bisu. Ayahnya juga mengatakan bahwa dia buta dan lumpuh tetapi ternyata dia menyambut kedatanganku dengan ramah dan mengulurkan tangan dengan mesra pula”, kata Tsabit dalam hatinya. Tsabit berpikir mengapa ayahnya menyampaikan berita-berita yang bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya ? Setelah Tsabit duduk disamping istrinya, dia bertanya, “Ayahmu mengatakan kepadaku bahwa engkau buta. Mengapa ?” Wanita itu kemudian berkata, “Ayahku benar, karena aku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah”. Tsabit bertanya lagi, “Ayahmu juga mengatakan bahwa engkau tuli. Mengapa?” Wanita itu menjawab, “Ayahku benar, karena aku tidak pernah mau mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat ridha Allah. Ayahku juga mengatakan kepadamu bahwa aku bisu dan lumpuh, bukan?” tanya wanita itu kepada Tsabit yang kini sah menjadi suaminya. Tsabit mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan istrinya. Selanjutnya wanita itu berkata, “aku dikatakan bisu karena dalam banyak hal aku hanya mengunakan lidahku untuk menyebut asma Allah Ta’ala saja. Aku juga dikatakan lumpuh karena kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang bisa menimbulkan kegusaran Allah Ta’ala”.
Tsabit amat bahagia mendapatkan istri yang ternyata amat saleh dan wanita yang akan memelihara dirinya dan melindungi hak-haknya sebagai suami dengan baik. Dengan bangga ia berkata tentang istrinya, “Ketika kulihat wajahnya……Subhanallah, dia bagaikan bulan purnama di malam yang gelap”.
Tsabit dan istrinya yang salihah dan cantik rupawan itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak lama kemudian mereka dikaruniai seorang putra yang ilmunya memancarkan hikmah ke penjuru dunia. Itulah Al Imam Abu Hanifah An Nu’man bin Tsabit
Maka ia segera pergi ke dalam kebun buah-buahan itu dengan maksud hendak menemui pemiliknya agar menghalalkan buah apel yang telah terlanjur dimakannya.
Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki. Maka langsung saja ia berkata, “Aku sudah memakan setengah dari buah apel ini. Aku berharap Anda menghalalkannya”. Orang itu menjawab, “Aku bukan pemilik kebun ini. Aku hanya khadamnya yang ditugaskan merawat dan mengurusi kebunnya”. Dengan nada menyesal Tsabit bertanya lagi, “Dimana rumah pemiliknya? Aku akan menemuinya dan minta agar dihalalkan apel yang telah kumakan ini.” Pengurus kebun itu memberitahukan, “Apabila engkau ingin pergi kesana maka engkau harus menempuh perjalanan sehari semalam”. Tsabit bin Ibrahim bertekad akan pergi menemui si pemilik kebun itu. Katanya kepada orangtua itu, “Tidak mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku karena tanpa seijin pemiliknya. Bukankah Rasulullah Saw sudah memperingatkan kita lewat sabdanya : “Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api neraka.”
Tsabit pergi juga ke rumah pemilik kebun itu, dan setiba disana dia langsung mengetuk pintu. Setelah si pemilik rumah membukakan pintu, Tsabit langsung memberi salam dengan sopan, seraya berkata, “Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur makan setengah dari buah apel tuan yang jatuh ke luar kebun tuan. Karena itu sudikah tuan menghalalkan apa yang sudah kumakan itu ?” Lelaki tua yang ada di hadapan Tsabit mengamatinya dengan cermat. Lalu dia berkata tiba-tiba, “Tidak, aku tidak bisa menghalalkannya kecuali dengan satu syarat.” Tsabit merasa khawatir dengan syarat itu karena takut ia tidak bisa memenuhinya. Maka segera ia bertanya, “Apa syarat itu tuan?” Orang itu menjawab, “Engkau harus mengawini putriku !” Tsabit bin Ibrahim tidak memahami apa maksud dan tujuan lelaki itu, maka dia berkata, “Apakah karena hanya aku makan setengah buah apelmu yang jatuh ke luar dari kebunmu, aku harus mengawini putrimu ?” Tetapi pemilik kebun itu tidak menggubris pertanyaan Tsabit. Ia malah menambahkan, katanya, “Sebelum pernikahan dimulai engkau harus tahu dulu kekurangan-kekurangan putriku itu. Dia seorang yang buta, bisu, dan tuli. Lebih dari itu ia juga seorang gadis yang lumpuh !” Tsabit amat terkejut dengan keterangan si pemilik kebun. Dia berpikir dalam hatinya, apakah perempuan semacam itu patut dia persunting sebagai isteri gara-gara ia memakan setengah buah apel yang tidak dihalalkan kepadanya? Kemudian pemilik kebun itu menyatakan lagi, “Selain syarat itu aku tidak bisa menghalalkan apa yang telah kau makan !” Namun Tsabit kemudian menjawab dengan mantap, “Aku akan menerima pinangannya dan perkawinannya. Aku telah bertekad akan mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul ‘Alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak-hakku kepadanya karena aku amat berharap Allah selalu meridhaiku dan mudah-mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Ta’ala”.
Maka pernikahanpun dilaksanakan. Pemilik kebun itu menghadirkan dua saksi yang akan menyaksikan akad nikah mereka. Sesudah perkawinan usai, Tsabit dipersilahkan masuk menemui istrinya. Sewaktu Tsabit hendak masuk kamar pengantin, dia berpikir akan tetap mengucapkan salam walaupun istrinya tuli dan bisu, karena bukankah malaikat Allah yang berkeliaran dalam rumahnya tentu tidak tuli dan bisu juga. Maka iapun mengucapkan salam, “Assalamu’alaikum….” Tak dinyana sama sekali wanita yang ada dihadapannya dan kini resmi menjadi istrinya itu menjawab salamnya dengan baik. Ketika Tsabit masuk hendak menghampiri wanita itu, dia mengulurkan tangan untuk menyambut tangannya. Sekali lagi Tsabit terkejut karena wanita yang kini menjadi istrinya itu menyambut uluran tangannya. Tsabit sempat terhentak menyaksikan kenyataan ini. “Kata ayahnya dia wanita tuli dan bisu tetapi ternyata dia menyambut salamnya dengan baik. Jika demikian berarti wanita yang ada di hadapanku ini dapat mendengar dan tidak bisu. Ayahnya juga mengatakan bahwa dia buta dan lumpuh tetapi ternyata dia menyambut kedatanganku dengan ramah dan mengulurkan tangan dengan mesra pula”, kata Tsabit dalam hatinya. Tsabit berpikir mengapa ayahnya menyampaikan berita-berita yang bertentangan dengan kenyataan yang sebenarnya ? Setelah Tsabit duduk disamping istrinya, dia bertanya, “Ayahmu mengatakan kepadaku bahwa engkau buta. Mengapa ?” Wanita itu kemudian berkata, “Ayahku benar, karena aku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah”. Tsabit bertanya lagi, “Ayahmu juga mengatakan bahwa engkau tuli. Mengapa?” Wanita itu menjawab, “Ayahku benar, karena aku tidak pernah mau mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat ridha Allah. Ayahku juga mengatakan kepadamu bahwa aku bisu dan lumpuh, bukan?” tanya wanita itu kepada Tsabit yang kini sah menjadi suaminya. Tsabit mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan istrinya. Selanjutnya wanita itu berkata, “aku dikatakan bisu karena dalam banyak hal aku hanya mengunakan lidahku untuk menyebut asma Allah Ta’ala saja. Aku juga dikatakan lumpuh karena kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang bisa menimbulkan kegusaran Allah Ta’ala”.
Tsabit amat bahagia mendapatkan istri yang ternyata amat saleh dan wanita yang akan memelihara dirinya dan melindungi hak-haknya sebagai suami dengan baik. Dengan bangga ia berkata tentang istrinya, “Ketika kulihat wajahnya……Subhanallah, dia bagaikan bulan purnama di malam yang gelap”.
Tsabit dan istrinya yang salihah dan cantik rupawan itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak lama kemudian mereka dikaruniai seorang putra yang ilmunya memancarkan hikmah ke penjuru dunia. Itulah Al Imam Abu Hanifah An Nu’man bin Tsabit
DragonBall Evolution
Dragonball Evolution
http://rapidshare.com/files/210051095/Dragonbal.Evolution.2009.CAM.XviD.READNFO-WhoCares.part1.rar
http://rapidshare.com/files/210051351/Dragonbal.Evolution.2009.CAM.XviD.READNFO-WhoCares.part2.rar
http://rapidshare.com/files/210051983/Dragonbal.Evolution.2009.CAM.XviD.READNFO-WhoCares.part3.rar
http://rapidshare.com/files/210052180/Dragonbal.Evolution.2009.CAM.XviD.READNFO-WhoCares.part4.rar
http://rapidshare.com/files/210052432/Dragonbal.Evolution.2009.CAM.XviD.READNFO-WhoCares.part5.rar
http://rapidshare.com/files/210052666/Dragonbal.Evolution.2009.CAM.XviD.READNFO-WhoCares.part6.rar
http://rapidshare.com/files/210052855/Dragonbal.Evolution.2009.CAM.XviD.READNFO-WhoCares.part7.rar
http://rapidshare.com/files/210051095/Dragonbal.Evolution.2009.CAM.XviD.READNFO-WhoCares.part1.rar
http://rapidshare.com/files/210051351/Dragonbal.Evolution.2009.CAM.XviD.READNFO-WhoCares.part2.rar
http://rapidshare.com/files/210051983/Dragonbal.Evolution.2009.CAM.XviD.READNFO-WhoCares.part3.rar
http://rapidshare.com/files/210052180/Dragonbal.Evolution.2009.CAM.XviD.READNFO-WhoCares.part4.rar
http://rapidshare.com/files/210052432/Dragonbal.Evolution.2009.CAM.XviD.READNFO-WhoCares.part5.rar
http://rapidshare.com/files/210052666/Dragonbal.Evolution.2009.CAM.XviD.READNFO-WhoCares.part6.rar
http://rapidshare.com/files/210052855/Dragonbal.Evolution.2009.CAM.XviD.READNFO-WhoCares.part7.rar
Yang Maha....... dimilikiNya
Segala pujian bagi Allah nan Maha Esa
Yang Maha Meliputi semesta semua
Yang liputanNya menyangkal bicara
Dan Yang bagiNya tiada suatu pun tara
Maha suci dan Maha murni
Tiada terkitaka mahu pun terisi
Tiada tercurai sebarang peri
Tiada tercapai sebarang budi
Tuhan sarwa alam berganda
Yang mengembang hebat di angkasa
Terpamer indah terjelma nyata
Dan yang terbunyi sunyi dalam rahsia
Yang empunya arash yang Maha Tinggi
Pemilik kuasa yang Maha Kawi
Yang berbuat sekehendak diri
Akan segala sesuatu yang Maha Mengetahui
Yang menjadikan kejadian semesta
Mengandakanya daripada hal tiada
Dengan hanya titah sepatah kata
kemudian memulangkanya kepada asalnya
Yang memperlihatkan di alam tabii
Aneka tandaNya terlalu seni
Dari ufuk berganda ke diri insani
Menyatakan wajahNya Yang Maha 'Ali
meskipun luhurNya jauh terala
Dari segala cita dan rasa dan indera
Namun hampirNya begitu mesra
Lebih akrab dari aku dan kita
Syed Muhammad Naquib Al-Attas
Yang Maha Meliputi semesta semua
Yang liputanNya menyangkal bicara
Dan Yang bagiNya tiada suatu pun tara
Maha suci dan Maha murni
Tiada terkitaka mahu pun terisi
Tiada tercurai sebarang peri
Tiada tercapai sebarang budi
Tuhan sarwa alam berganda
Yang mengembang hebat di angkasa
Terpamer indah terjelma nyata
Dan yang terbunyi sunyi dalam rahsia
Yang empunya arash yang Maha Tinggi
Pemilik kuasa yang Maha Kawi
Yang berbuat sekehendak diri
Akan segala sesuatu yang Maha Mengetahui
Yang menjadikan kejadian semesta
Mengandakanya daripada hal tiada
Dengan hanya titah sepatah kata
kemudian memulangkanya kepada asalnya
Yang memperlihatkan di alam tabii
Aneka tandaNya terlalu seni
Dari ufuk berganda ke diri insani
Menyatakan wajahNya Yang Maha 'Ali
meskipun luhurNya jauh terala
Dari segala cita dan rasa dan indera
Namun hampirNya begitu mesra
Lebih akrab dari aku dan kita
Syed Muhammad Naquib Al-Attas
PROSES SEKULARISASI ILMU
Type your summary hereSepanjang zaman Pertengahan di Eropah, yang dikatakan bermula dengan kejatuhan Rom Barat pada tahun 476 M, hingga kejatuhan Kostentinapel pada tahun 1453 di tangan Turki Uthmaniayah, dunia Barat mengalami zaman kegelapan (Dark Ages) dalam segenap segi, baik dari segi fizikal mahupun dari segi mentalnya. Namun di celah-celah kegelapan dan kemunduran Eropah inilah bermulanya domonasi orsng-orang Yahudi dalam kegiatan ekonomi terutamanya sebagai pemiutang (money-lenders) dan peniaga hamba abdi. Memang orang-ornag Yuhudi sudah banyak menimbulkan masalah sejak kebangkitan Kristian pada zaman Rom lagi, tetapi baru zaman pertengahan inilah kegiatan mereka baru meluas.
Dalam suasana serba mundur inilah dunia Eropah mengadakan perhubungan ilmiah dengan dunia Islam, yang ketika itu sedang dalam zaman keagungannya. Melalui perhubungan baik secara aman mahupun secara peperangan, iaitu melalui Perang Salib (1095-1291), hasilnya dunia barat mual membuka mata, setelah tidur sekian lama. Kebangkitan Barat melalui proses yang cukup panjang dan berliku-liku. Namun arah perkembangannya tetap satu, iaitu suatu proses sekularisasi ilmu dan kehidupan, yang didalangi oleh kaum Yahudi dengan menggunakan pelbagai cara dan tipu muslihat. Sebenarnya pada awal Perang Salib inilah, iaitu pada tahun 1099 tertubuhnya gerakan Yahudi pertama, The Priory of Sion yang antara anggota-anggotanya ialah tokoh Rainasanse sendiri.
Pada peringkat awalnya kebangkitan Barat muncul melalui gerakan Ranaisans di Itali pada abad ke-15. gerakan pemulihan semula klasik Greek-Rumawi ini didokong oleh tokoh-tokoh yang bersemangat humanisme Kristian. Tetapi dalang sebenar dibelakangnya ialah gerakan Yahudi, The Priory of Sion yang antara tokoh utamanya ialah Leonardo da Vinci. Gerakan Ranaisans diikuti oleh gerakan Refomasi pada abad ke-16 yang melahirkan mazhab Protestan. Gerakan ini bukan sahaja dipimpin oleh tokoh-tokoh Yahudi seperti Martin Luther (1483-1546) dan John Calvin (1509-1564) bahkan di dokong oleh putera-putera raja di Benua Eropah.
Jika di suatu pihak proses sekularisasi ilmu dan kehidupan bergerak secara sederhana melalui gerakan Renaisans dan Reformasi, maka di pihak lain ia berjalan secara redikal melalui revolusi yang juga didalangi oleh golongan Yahudi. Yang terpenting sekali ialah Revolusi Sains yang berlangsung antara tahun 1500-1700, yang dirangcang dan dilaksanakan oleh puak Yahudi baik secara individu mahupun secara organisasi. Tokoh-tokoh yang menonjol dalam Revolusi Sains ini cukup banyak.cuma yang disebut di sini merupakan tokoh-tokoh utama yang ada hubungan keahlian dengan gerakan Yahudi baik secara langsung mahupun tidak langsung.
1. Copernicus (1473-1543) seorang ahli astronomi Poland, kemasyhurannya ialah pada gugatannya terhadap teori geosentrik oleh Aristotle dan Ptolemy, iaitu bumi sebagai pusat alam (earth-centred cosmos) di mana benda-benda langit semuanya berputar mengelilinginya. Tetapi bagi Conpernicus yang menyarankan teori heliosentrik, mataharilah yang sebenarnya pusat alam (sun-centred cosmos) iaitu bumilah yang berputar mengelilingi matahari.
2. Galileo Galilie (1546-1642) seorang profesor matematik dan astronomi Itali. Galileo telah berjaya menggugat teori kosmologi Aristotle yang menjadi pegangan gereja. Bagi gereja, teori bahawa bumi sentiasa bergerak adalah bertentangan dengan teori kestabilan bumi, yakni bumi yang tetap dan tidak bergerak seperti ajaran Bible. Galileo juaga berjaya membuktikan bahawa permukaan bulan dan matahari tidaklah seindah dan selicin seperti ajaran gereja,sebaliknya berbukit bukau dan bergunung ganang seperti juga permukaan bumi.
3. Francis Bacon (1561-1626) seorang tokoh falsafah. Mengenai Bacon, perbahasan tentangnya tidak dapat tidak harus dikaitkan dengan falsafah politik Plato dalam bukunya, Republik tentang konsep negara utama. Dalam karyanya The New Atlantis Bacon mengkhayalkan sebuah pulau impian yang ideal. Bacon lebih menekankan kemajuan sains sebagai ciri tamadun yang sebenar, iaitu melalui rekaan-rekaan baru, teknik-teknik saintifik, penemuan sebab-sebab penyakit dan pengubatannya untuk melanjukkan usia.
4. Renes Descartes (1596-1650), beliau dianggap sebagai pengasas falsafah Barat moden, dan tokoh rasionalis besar yang menggunakan kaedah matematik dan geometri analitik dalam analisisnya terhadap semua disiplin ilmu. Kemasyhurannya ialah pada falsafah sangsinya (Cartesian doubt) yakni bersikap ragu-ragu terhadap kewujudan semula sesuatu hingga kepada kewujudan diri sendiri. Hanya satu perkara sahaja yang tidak diragui, iaitu fakta bahawa dia sedang ragu-ragu dalam fikiranya.
5. Isaac Newton (1642-1727) merupakan seorang pakar optik dan matematik juga masyhur sebagai seorang ahli falsafah makanikal. Dalam bidang optik, beliau menemui sifat cahaya putih yang ada dalam pelangi itu sebenarnya merupakan gabungan tujuh warna sinar. Dalam bidang matematik sumbangannya yang utama ialah penciptaan kalkulus integral. Dan terutama sekali dalam bidang mekanik, namanya cukup terkenal sebagai penemu hukum graviti alam atau daya tarikan bumi dan planet-planet lain di alam semesta. Hasil daripada sumbangannya itu menjadikan bidang sains yang sebelumnya tidak tersusun lalu terbentuk sebagai suatu sistem hukum kesatuan (Unified system of laws) yang membolehkan kita membuat ramalan-ramalan sains yang tepat.
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, disamping peranan secara individu proses sekularisasi yang dirancangkan oleh golongan Yahudi juga dijalankan melalui organisasi. Antara organisasi-organisasi yang terpenting sekali ialah The Rosicrucian (Rosy Cross), the Royal Society of London, Freemason,dan Illumunati. Mengenai kumpulan The Rosicrucian, ia berasaskan pemikiran esoterik Kristian Rosenkreutz lahir 1378 dan karya-krya seorang pengikut Martin Luther dari Jerman iaitu John Valentin Andreas (1589-1647). Kumpulan Rosy Cross (Order of The Rosy Cross) ini sebenarnya bergerak secara rahsia sebagai "Invisible College".oleh kerana hubungannya yang rapat dengan golongan Protestan lalu mereka diusir oleh kerajaan Jerman, dan dari situ mereka melarikan diri ke England. Di England inilah kumpulan Roscrucian, sejak tahun 1620an, bergerak secara rasmi walaupun masih sebagai Invisible College. Antara anggotanya yang terkenal ialah Francis Bacon dan Isaac Newton. Hasil daripada impian Francis Bacon dalam bukunya, The New Atlantis tersebut lalu tahun 1661 kolej rahsia Rosicrucian muncul dialam nyata dengan menggunakan nama The Royal Society of London di bawah naungan Raja Charles 11 (1660-1685). Isaac Newton menyertainya pada tahun 1703 sebagai fellow dan seterusnya sebagai presiden hingga meninggal dunia pada tahun 1727.
Mengenai kumpulan Freemanson pula , ia ditubuhkan secara rasmi di England pada tahun 1717, iaitu dengan tertubuhnya Grand Lodge yang pertama di London pada tahun tersebut. Sedangkan kumpulan Illuminati diasaskan oleh Adam Weishaupt (1748-1830) pada 1 Mei 1776.seorang tokoh besarnya ialah Albert Pike (1809-1891), seorang jeneral Amerika. Di smping kumpulan-kumpulan awal tersebut, pada tahun1884 kaum Yahudi menubuhkan gerakan Zionis yang diasaskan oleh Simha Binker dari Rusia.
Dengan tertubuhnya organisasi-organisasi Yahudi tersebut maka proses sekularisasi di Eropah menjadi lebih tersusun dan menyeluruh. Jika di satu pihak gerakan Yahudi bersifat elitisme dengan menumpukan perhatian terhadap persoalan ilmu dan sains, maka di pihak lain ia lebih meluas kepada persoalan ekonomi dan politik. Melalui kegiatan ekonomi misalnya mereka membantu menyemarakan Revolusi Industri (1760-1850) melalui peranan mereka sebagai pemodal, peminjam wang dan ahli-ahli perniagaan. Bagaimana yang lebih penting ialah peranan Yahudi dalam mencetuskan revolusi-revolusi politik di Eropah pada abad-abad ke 17, 18, 19 dan 20.
Demikianlah kita menyaksikan proses sekularisasi ilmu dan kehidupan yang telah membawa kehancuran di dunia Barat, semuanya adalah hasil konspirasi Yahudi belaka, yang dirancang dan dilaksanakan dengan teliti dan teratur. Ia bukan sekadar satu proses sejarah yang biasa, seperti yang difahami selama ini.
Dalam suasana serba mundur inilah dunia Eropah mengadakan perhubungan ilmiah dengan dunia Islam, yang ketika itu sedang dalam zaman keagungannya. Melalui perhubungan baik secara aman mahupun secara peperangan, iaitu melalui Perang Salib (1095-1291), hasilnya dunia barat mual membuka mata, setelah tidur sekian lama. Kebangkitan Barat melalui proses yang cukup panjang dan berliku-liku. Namun arah perkembangannya tetap satu, iaitu suatu proses sekularisasi ilmu dan kehidupan, yang didalangi oleh kaum Yahudi dengan menggunakan pelbagai cara dan tipu muslihat. Sebenarnya pada awal Perang Salib inilah, iaitu pada tahun 1099 tertubuhnya gerakan Yahudi pertama, The Priory of Sion yang antara anggota-anggotanya ialah tokoh Rainasanse sendiri.
Pada peringkat awalnya kebangkitan Barat muncul melalui gerakan Ranaisans di Itali pada abad ke-15. gerakan pemulihan semula klasik Greek-Rumawi ini didokong oleh tokoh-tokoh yang bersemangat humanisme Kristian. Tetapi dalang sebenar dibelakangnya ialah gerakan Yahudi, The Priory of Sion yang antara tokoh utamanya ialah Leonardo da Vinci. Gerakan Ranaisans diikuti oleh gerakan Refomasi pada abad ke-16 yang melahirkan mazhab Protestan. Gerakan ini bukan sahaja dipimpin oleh tokoh-tokoh Yahudi seperti Martin Luther (1483-1546) dan John Calvin (1509-1564) bahkan di dokong oleh putera-putera raja di Benua Eropah.
Jika di suatu pihak proses sekularisasi ilmu dan kehidupan bergerak secara sederhana melalui gerakan Renaisans dan Reformasi, maka di pihak lain ia berjalan secara redikal melalui revolusi yang juga didalangi oleh golongan Yahudi. Yang terpenting sekali ialah Revolusi Sains yang berlangsung antara tahun 1500-1700, yang dirangcang dan dilaksanakan oleh puak Yahudi baik secara individu mahupun secara organisasi. Tokoh-tokoh yang menonjol dalam Revolusi Sains ini cukup banyak.cuma yang disebut di sini merupakan tokoh-tokoh utama yang ada hubungan keahlian dengan gerakan Yahudi baik secara langsung mahupun tidak langsung.
1. Copernicus (1473-1543) seorang ahli astronomi Poland, kemasyhurannya ialah pada gugatannya terhadap teori geosentrik oleh Aristotle dan Ptolemy, iaitu bumi sebagai pusat alam (earth-centred cosmos) di mana benda-benda langit semuanya berputar mengelilinginya. Tetapi bagi Conpernicus yang menyarankan teori heliosentrik, mataharilah yang sebenarnya pusat alam (sun-centred cosmos) iaitu bumilah yang berputar mengelilingi matahari.
2. Galileo Galilie (1546-1642) seorang profesor matematik dan astronomi Itali. Galileo telah berjaya menggugat teori kosmologi Aristotle yang menjadi pegangan gereja. Bagi gereja, teori bahawa bumi sentiasa bergerak adalah bertentangan dengan teori kestabilan bumi, yakni bumi yang tetap dan tidak bergerak seperti ajaran Bible. Galileo juaga berjaya membuktikan bahawa permukaan bulan dan matahari tidaklah seindah dan selicin seperti ajaran gereja,sebaliknya berbukit bukau dan bergunung ganang seperti juga permukaan bumi.
3. Francis Bacon (1561-1626) seorang tokoh falsafah. Mengenai Bacon, perbahasan tentangnya tidak dapat tidak harus dikaitkan dengan falsafah politik Plato dalam bukunya, Republik tentang konsep negara utama. Dalam karyanya The New Atlantis Bacon mengkhayalkan sebuah pulau impian yang ideal. Bacon lebih menekankan kemajuan sains sebagai ciri tamadun yang sebenar, iaitu melalui rekaan-rekaan baru, teknik-teknik saintifik, penemuan sebab-sebab penyakit dan pengubatannya untuk melanjukkan usia.
4. Renes Descartes (1596-1650), beliau dianggap sebagai pengasas falsafah Barat moden, dan tokoh rasionalis besar yang menggunakan kaedah matematik dan geometri analitik dalam analisisnya terhadap semua disiplin ilmu. Kemasyhurannya ialah pada falsafah sangsinya (Cartesian doubt) yakni bersikap ragu-ragu terhadap kewujudan semula sesuatu hingga kepada kewujudan diri sendiri. Hanya satu perkara sahaja yang tidak diragui, iaitu fakta bahawa dia sedang ragu-ragu dalam fikiranya.
5. Isaac Newton (1642-1727) merupakan seorang pakar optik dan matematik juga masyhur sebagai seorang ahli falsafah makanikal. Dalam bidang optik, beliau menemui sifat cahaya putih yang ada dalam pelangi itu sebenarnya merupakan gabungan tujuh warna sinar. Dalam bidang matematik sumbangannya yang utama ialah penciptaan kalkulus integral. Dan terutama sekali dalam bidang mekanik, namanya cukup terkenal sebagai penemu hukum graviti alam atau daya tarikan bumi dan planet-planet lain di alam semesta. Hasil daripada sumbangannya itu menjadikan bidang sains yang sebelumnya tidak tersusun lalu terbentuk sebagai suatu sistem hukum kesatuan (Unified system of laws) yang membolehkan kita membuat ramalan-ramalan sains yang tepat.
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, disamping peranan secara individu proses sekularisasi yang dirancangkan oleh golongan Yahudi juga dijalankan melalui organisasi. Antara organisasi-organisasi yang terpenting sekali ialah The Rosicrucian (Rosy Cross), the Royal Society of London, Freemason,dan Illumunati. Mengenai kumpulan The Rosicrucian, ia berasaskan pemikiran esoterik Kristian Rosenkreutz lahir 1378 dan karya-krya seorang pengikut Martin Luther dari Jerman iaitu John Valentin Andreas (1589-1647). Kumpulan Rosy Cross (Order of The Rosy Cross) ini sebenarnya bergerak secara rahsia sebagai "Invisible College".oleh kerana hubungannya yang rapat dengan golongan Protestan lalu mereka diusir oleh kerajaan Jerman, dan dari situ mereka melarikan diri ke England. Di England inilah kumpulan Roscrucian, sejak tahun 1620an, bergerak secara rasmi walaupun masih sebagai Invisible College. Antara anggotanya yang terkenal ialah Francis Bacon dan Isaac Newton. Hasil daripada impian Francis Bacon dalam bukunya, The New Atlantis tersebut lalu tahun 1661 kolej rahsia Rosicrucian muncul dialam nyata dengan menggunakan nama The Royal Society of London di bawah naungan Raja Charles 11 (1660-1685). Isaac Newton menyertainya pada tahun 1703 sebagai fellow dan seterusnya sebagai presiden hingga meninggal dunia pada tahun 1727.
Mengenai kumpulan Freemanson pula , ia ditubuhkan secara rasmi di England pada tahun 1717, iaitu dengan tertubuhnya Grand Lodge yang pertama di London pada tahun tersebut. Sedangkan kumpulan Illuminati diasaskan oleh Adam Weishaupt (1748-1830) pada 1 Mei 1776.seorang tokoh besarnya ialah Albert Pike (1809-1891), seorang jeneral Amerika. Di smping kumpulan-kumpulan awal tersebut, pada tahun1884 kaum Yahudi menubuhkan gerakan Zionis yang diasaskan oleh Simha Binker dari Rusia.
Dengan tertubuhnya organisasi-organisasi Yahudi tersebut maka proses sekularisasi di Eropah menjadi lebih tersusun dan menyeluruh. Jika di satu pihak gerakan Yahudi bersifat elitisme dengan menumpukan perhatian terhadap persoalan ilmu dan sains, maka di pihak lain ia lebih meluas kepada persoalan ekonomi dan politik. Melalui kegiatan ekonomi misalnya mereka membantu menyemarakan Revolusi Industri (1760-1850) melalui peranan mereka sebagai pemodal, peminjam wang dan ahli-ahli perniagaan. Bagaimana yang lebih penting ialah peranan Yahudi dalam mencetuskan revolusi-revolusi politik di Eropah pada abad-abad ke 17, 18, 19 dan 20.
Demikianlah kita menyaksikan proses sekularisasi ilmu dan kehidupan yang telah membawa kehancuran di dunia Barat, semuanya adalah hasil konspirasi Yahudi belaka, yang dirancang dan dilaksanakan dengan teliti dan teratur. Ia bukan sekadar satu proses sejarah yang biasa, seperti yang difahami selama ini.
Jika Ilmu Adalah Dadah
Alhamdulillah syukur rasanya hari, kuliah saya bersama pelajar semester satu berjalan dalam keadaan suasana cukup ceria. Seronok rasanya apabila sesuatu yang disampaikan dapat’ respon’ yang baik daripada para pelajar. Hari ini topik kuliah saya menyentuh tentang sumber-sumber ajaran Islam. Skop perbincangannya mengenai sumber ijtihadi iaitu Ijma’ dan Qias.
Walaupunh topiknya adalah topik asas, tapi agak sukar bagi saya apabila berdepan dengan pelajar yang latarbelakang akedemik masing-masing bukan lah daripada aliran agama.Perbincangan lebih tertumpu pada persoalan Qias, jelas tergambar kerumitan pada pelajar saya dalam memahami definisi Qias dengan baik, sehinggalah apabila saya memberi contoh yang mudah iaitu hukum penggunaan dadah secara berlebihan boleh mendatang haram sebagaimana haramnya meminum arak yang telah jelas pengharamannya dalam al-Quran, berulah terukir senyuman pada wajah masing-masing.
Namun ketika rancak perbincangan itu berjalan, minda saya lebih tertarik dengan satu artikel yang pernah saya jumpa dan masih berada dalam simpanan saya yang ada kaitan dngan persoalan dadah ini.Seorang penulis yang kreatif bernama Mohd Khairulanuar Manshor telah membuat kiasan antara ilmu dan dadah dalam artikel yang bertajuk jika ilmu itu adalah dadah.Beliau mengaitkan bagaimana pentingnya dadah bagi penagihnya akan tetapi pada masa kini ilmu seolah-olah dipandang enteng dan remeh bagi semua orang.
Dadah tidak perlu diperkenalkan lagi dalam masyarakat kita kerana setiap golongan tidak kira muda atau tua, hatta kanak-kanak mengetahuinya kerana publisiti besar-besaran diberikan kepadanya.Mereka yang menggunakan dadah kebanyakannya bermula akibat didorong oleh godaan rasa ingin tahu dan keinginan melakukan perkara yang dilakukan oleh orang lain. Statistik terkini menunjukkan setiap 25 minit, akan lahir seorang penagih dadah yang baru. Bagi yang terjebak dengan dadah, untuk berhenti amatlah payah. Walaupun sudah keluar masuk beberapa kali dari pusat serenti, kebanyakkan yang pernah terjebak tetap tegar. Begitu hebat penangan dadah.
Jika dadah yang bukan menjadi keperluan dalam hidup boleh memberi impak yang besar kepada semua pihak, mengapa ilmu yang menjadi keperluan tidak sedemikian rupa?.
Semua orang tahu apa itu ilmu tetapi ramai yang terkeliru antara maksud ilmu, maklumat dengan kemahiran. Ada yang mengatakan buku itu adalah ilmu, perpustakaan adalah sumber ilmu dan membaca menambah ilmu. Sedangkan yang sebenarnya ilmu adalah apabila apabila kita dapat memahami segala maklumat yang diperolehi hasil pembacaan, penglihatan dan pendengaran. Berbeza denngan Nabi Muhammad s.a.w yang memperolehi ilmu melalui wahyu Ilahi, buku dan perpustakaan itu adalah sumber maklumat dan membaca akan menjadi ilmu jika difahami isinya. Ilmu akan menjadi ‘masak’ jika diperdalami dan diamalkan. Secara ringkasnya, ilmu = mengetahui + menguasai + mengamali.
Bezakanlah bagaimana hebatnya usaha seorang penagih mencari bekalan dadahnya, berbanding cara seorang pelajar menuntut ilmunya. Seorang penagih sanggup bermati-matian sehingga tergamak mencuri dan membunuh semata-mata mahu mandapat sedikit bekalan dadah. Ada juga berlaku kes isteri dan anak dilacurkan hanya kerana si suami atau bapa mahu melepaskan gian dadah. Bayangkan betapa dasyatnya usaha yang dilakukan oleh penagih dadah ini. Hal ini amat bertentangan kesungguhan cara seorang pelajar dalam mencari ilmu.
Lihatlah betapa kreatifnya penagih dadah mengembangkan penggunaan dadah. Pelbagai cara vang digunakan asalkan diri mereka dapat ‘melihat keindahan syurga’. Adakah sikap begini ada dalam diri pelajar yang mendabik dada mengatakan mereka cerdik dan pintar? Mungkin ada tetapi bilangannya mungkin terlalu sedikit. Yang banyak ialah pelajar yang menelan ilmu yang disuapkan oleh pensyarah. Kalau makanan yang ditelan itu akan menghasilkan zat untuk diserap badan atau mengeluarkan tinja, suapan pensyarah itu hanya dikeluarkan pada kertas-kertas peperiksaan sahaja. Realiti yang berlaku, banyak graduan universiti gagal menunjukkan kecemerlangan ketika berkhidmat walaupun amat cemerlang di alam universiti
Walaupunh topiknya adalah topik asas, tapi agak sukar bagi saya apabila berdepan dengan pelajar yang latarbelakang akedemik masing-masing bukan lah daripada aliran agama.Perbincangan lebih tertumpu pada persoalan Qias, jelas tergambar kerumitan pada pelajar saya dalam memahami definisi Qias dengan baik, sehinggalah apabila saya memberi contoh yang mudah iaitu hukum penggunaan dadah secara berlebihan boleh mendatang haram sebagaimana haramnya meminum arak yang telah jelas pengharamannya dalam al-Quran, berulah terukir senyuman pada wajah masing-masing.
Namun ketika rancak perbincangan itu berjalan, minda saya lebih tertarik dengan satu artikel yang pernah saya jumpa dan masih berada dalam simpanan saya yang ada kaitan dngan persoalan dadah ini.Seorang penulis yang kreatif bernama Mohd Khairulanuar Manshor telah membuat kiasan antara ilmu dan dadah dalam artikel yang bertajuk jika ilmu itu adalah dadah.Beliau mengaitkan bagaimana pentingnya dadah bagi penagihnya akan tetapi pada masa kini ilmu seolah-olah dipandang enteng dan remeh bagi semua orang.
Dadah tidak perlu diperkenalkan lagi dalam masyarakat kita kerana setiap golongan tidak kira muda atau tua, hatta kanak-kanak mengetahuinya kerana publisiti besar-besaran diberikan kepadanya.Mereka yang menggunakan dadah kebanyakannya bermula akibat didorong oleh godaan rasa ingin tahu dan keinginan melakukan perkara yang dilakukan oleh orang lain. Statistik terkini menunjukkan setiap 25 minit, akan lahir seorang penagih dadah yang baru. Bagi yang terjebak dengan dadah, untuk berhenti amatlah payah. Walaupun sudah keluar masuk beberapa kali dari pusat serenti, kebanyakkan yang pernah terjebak tetap tegar. Begitu hebat penangan dadah.
Jika dadah yang bukan menjadi keperluan dalam hidup boleh memberi impak yang besar kepada semua pihak, mengapa ilmu yang menjadi keperluan tidak sedemikian rupa?.
Semua orang tahu apa itu ilmu tetapi ramai yang terkeliru antara maksud ilmu, maklumat dengan kemahiran. Ada yang mengatakan buku itu adalah ilmu, perpustakaan adalah sumber ilmu dan membaca menambah ilmu. Sedangkan yang sebenarnya ilmu adalah apabila apabila kita dapat memahami segala maklumat yang diperolehi hasil pembacaan, penglihatan dan pendengaran. Berbeza denngan Nabi Muhammad s.a.w yang memperolehi ilmu melalui wahyu Ilahi, buku dan perpustakaan itu adalah sumber maklumat dan membaca akan menjadi ilmu jika difahami isinya. Ilmu akan menjadi ‘masak’ jika diperdalami dan diamalkan. Secara ringkasnya, ilmu = mengetahui + menguasai + mengamali.
Bezakanlah bagaimana hebatnya usaha seorang penagih mencari bekalan dadahnya, berbanding cara seorang pelajar menuntut ilmunya. Seorang penagih sanggup bermati-matian sehingga tergamak mencuri dan membunuh semata-mata mahu mandapat sedikit bekalan dadah. Ada juga berlaku kes isteri dan anak dilacurkan hanya kerana si suami atau bapa mahu melepaskan gian dadah. Bayangkan betapa dasyatnya usaha yang dilakukan oleh penagih dadah ini. Hal ini amat bertentangan kesungguhan cara seorang pelajar dalam mencari ilmu.
Lihatlah betapa kreatifnya penagih dadah mengembangkan penggunaan dadah. Pelbagai cara vang digunakan asalkan diri mereka dapat ‘melihat keindahan syurga’. Adakah sikap begini ada dalam diri pelajar yang mendabik dada mengatakan mereka cerdik dan pintar? Mungkin ada tetapi bilangannya mungkin terlalu sedikit. Yang banyak ialah pelajar yang menelan ilmu yang disuapkan oleh pensyarah. Kalau makanan yang ditelan itu akan menghasilkan zat untuk diserap badan atau mengeluarkan tinja, suapan pensyarah itu hanya dikeluarkan pada kertas-kertas peperiksaan sahaja. Realiti yang berlaku, banyak graduan universiti gagal menunjukkan kecemerlangan ketika berkhidmat walaupun amat cemerlang di alam universiti
Imam Syafie dan Sikap ...
Seronok melihat perkembangan anak saya yang semakin hari semakin banyak karenah yang dilakukan. Terkadang emosi saya rapuh menahan kesabaran disebalik perkembangan tersebut, namun minda memujuk apalah sangat kenakalan yang dipamer si anak kecil jika hendak dibandingkan kemampuan akalnya berfikir,mereka lakukan semua itu sekadar untuk mencuri pemerhatian kita agar kita tahu yang dia hari ini belajar sesuatu yang baru. “betul juga…” si hati berdetik.
Jika diperhatikan pada situasi kanak-kanak yang berada dalam ‘fatrah’ perkembangan berlaku, mereka sentiasa memerhatikan dengan penuh rasa ingin tahu, sehinggakan terkadang terpancul dibibir mereka yang baru bertatih untuk bercakap dengan pelbagai soalan. Ini yang membuatkan minda saya terfikir bahawa manusia ini sejak kecil lagi telah dianugerahkan oleh Allah dengan fitrah ingin tahu kepada sesuatu yang bermanafaat untuk dirinya. Namun sikap ini makin kita membesar makin kita sia-siakan. Puncanya kerana makin kita membesar minda kita makin dipengaruhi oleh perkara yang membawa keseronokan hawa nafsu kita, bukan lagi sikap ‘self inquiry’ atau perasaan ingin tahu yang memberikan pengetahuan yang bermanfaat pada kita.
“Self-inquiry” adalah satu sikap yang mulia di mana ia ditakrifkan sebagai kemahuan seseorang untuk mengetahui sesuatu ilmu atau maklumat yang belum diketahuinya. Tetapi jangan silap faham bahawa “self-inquiry” bukanlah sejenis meditasi yang diamalkan oleh sesetngah orang di mana mereka menggunakan perkataan “who am I” sebagai usul perbahasan. “Self-Inquiry” yang ingin dibincangkan di sini juga bukan bermaksud sebagai “ a power of meditation that involves tracing the rout of thought to its origin in the heart…” tetapi “self-Inquiry” secara ringkasnya adalah perasaan ingin tahu.
Di dalam islam semangat “self-Inquiry” ini adlah sesuatu yang amat digalakkan. Terdapat satu ayat dalam permulaan surah al-Anbiya’ di mana Allah taala memerintah kita agar bertanya kepada orang yang mengetahui jika kita tidak mengetahui sesuatu. Ayat ini memberikan gambaran yang jelas bahawa semangat “self-inquiry” itu amat dituntut,lebih-lebih lagi jika kita jahil atau ragu-ragu tentang sesuatu perkara. Dalam kitab al-Tafsir al-Munir karangan Dr Wahbah Az-Zuhaily, menjelaskan bahawa ayat ini berkaitan denagan perintah Allah kepada manusia untuk bertanyakan dengan ulama yang alim dengan kitab-kitab terdahulu tentang rasul-rasul sebelum ini adakah mereka di kalangan malaikat seperti yang mereka sangka atau dari kalangan manusia.
Suruhan untuk bertanya ini bertujuan mengelakkan syak atau dalam erti kata lain untuk mendapatkan fakta yang sebenar mengenai sesuatu benda itu, jelas menunjukkan roh “self-inquiry” begitu dituntut dalam Islam.
Dalam sejarah peradaban Islam, akan dijumpai bebrapa tokoh yang mempunyai “self-iquiry” yang begitu kuat boleh dijadikan contoh teladan. Contoh ini diutarakan bagi memudahkan sahabat-sahabat sekalian mengetahu maksud sebenar ‘self-inquiry” dalam bentuk yang lebih praktikal.
Dalam Kitab Tawali at-Ta’nis Bimaali Muhammad Bin Idris karangan Iman Ibn Hajar, dipaparkan betapa hebatnya "self-inquiry” Iman Shafie sehingga beliau ditanya oleh seseorang tentang bagaimanakah “syahwatnya” dalam menuntut ilmu?. Lantas beliau menjawab : “ Apabila saya mendengar satu kalimat yang belum pernah saya dengar, maka seluruh anggota tubuh saya seakan-akan ingin memiliki telinga agar boleh menikmati dan mendengarkan kalimat itu, sebagaimana telinga saya mendengarnya”. Beliau kemudian ditanya lagi mengenai semangatnya dalam menuntut ilmu, beliau menjawab: “ Seperti semangat orang yang mengumpulkan harta untuk mencapai suatu yang menakjubkan dan dia belum pernah mencapainya.”
Tidak hairanlah dengan keluarbiasaan semangat “self-inquiry” nya itu menjadikan beliau seorang ulama yang besar dalam sejarah islam yang mana ketika beliau berumur 15 tahun sudah dibenarkan oleh tuan gurunya untuk mengeluarkan fatwa di Mekah al-Mukarramah. Beliau suatu ketika ditanya lagi tentang bagaimana caranya mencari ilmu, beliau menjawab : “ seperti seorang wanita yang mencari satu-satunya anaknya yang hilang”.
Dalam menyelusuri sejarah keilmuan Islam, ia tidak tandus dengan tokoh-tokoh keilmuan yang begitu kuat semangat “self-inquiry” nya. Contoh yang terbaik ialah Abu Hurairah. Beliau adlah antara sahabat yang lewat memeluk agama Islam. Menurut pendapat yang sahih seperti dinukilkan oleh Imam az-Zahabi dalam kitabnya, bahawa Abu Hurairah sempat bersama Nabi s.a.w hanya 4 tahun dari pembukaan kota Khaibar hingga kewafatan Baginda s.a.w. Namun begitu, Abu Hurairah antara sahabat yang terbanyak meriwayatkan hadis daripada Baginda s.a.w. Ini tidak lain tidak bukan kerana kehebatan “self-inquiry” nya dan selalu berdamping rapat dengan Bginda s.a.w.
Jadi pengajaran daripada seduttan kisah Abu Hurairah ini, 4 tahun di Universiti sebenarnya mampu melahirkan produk ilmuan yang unggul jika benar-benar bersungguh-sungguh dalam ilmu dan mempunyai “self-inquiry” yang luar biasa seperti Abu Hurairah.
Iman nawawi juga seorang ulama tersohor dalam Mazhab Shafie, lihatlah sahaja, beliau belajar 12 pelajarn seharai, menunjukkan kekuatan “self-inquiry” nya. Mereka inilah yang seharusnya para mahasiswa atau mahasiswi contohi untuk tampil menjadi ilmuan ulung umat Islam yang menguasai pelbagai disiplin ilmu akhirat mahupun dunia.
Thomas A. Stewart seorang pemikir Barat pernah menyatakan bahawa bahan mentah masa hadapan adalah ilmu pengetahuan dan bukan lagi getah atau bijih timah!!!!.
Jadi umat Islam memerlukan jaguh ilmuan untuk menimbangi dominasi ilmua-ilmuan Barat yang kebanyakannya memusuhi dan sentiasa menjajahi minda-minda umat Islam dengan keseronokkan hawa nafsu demi untuk menghancurkan Islam. Jadi umat Islam terutamanya golongan mahasiswa adalah digesa untuk memupuk dan meningkatkan semangat “self-inquiry” untuk memenuhi tuntutan di atas.
Jika diperhatikan pada situasi kanak-kanak yang berada dalam ‘fatrah’ perkembangan berlaku, mereka sentiasa memerhatikan dengan penuh rasa ingin tahu, sehinggakan terkadang terpancul dibibir mereka yang baru bertatih untuk bercakap dengan pelbagai soalan. Ini yang membuatkan minda saya terfikir bahawa manusia ini sejak kecil lagi telah dianugerahkan oleh Allah dengan fitrah ingin tahu kepada sesuatu yang bermanafaat untuk dirinya. Namun sikap ini makin kita membesar makin kita sia-siakan. Puncanya kerana makin kita membesar minda kita makin dipengaruhi oleh perkara yang membawa keseronokan hawa nafsu kita, bukan lagi sikap ‘self inquiry’ atau perasaan ingin tahu yang memberikan pengetahuan yang bermanfaat pada kita.
“Self-inquiry” adalah satu sikap yang mulia di mana ia ditakrifkan sebagai kemahuan seseorang untuk mengetahui sesuatu ilmu atau maklumat yang belum diketahuinya. Tetapi jangan silap faham bahawa “self-inquiry” bukanlah sejenis meditasi yang diamalkan oleh sesetngah orang di mana mereka menggunakan perkataan “who am I” sebagai usul perbahasan. “Self-Inquiry” yang ingin dibincangkan di sini juga bukan bermaksud sebagai “ a power of meditation that involves tracing the rout of thought to its origin in the heart…” tetapi “self-Inquiry” secara ringkasnya adalah perasaan ingin tahu.
Di dalam islam semangat “self-Inquiry” ini adlah sesuatu yang amat digalakkan. Terdapat satu ayat dalam permulaan surah al-Anbiya’ di mana Allah taala memerintah kita agar bertanya kepada orang yang mengetahui jika kita tidak mengetahui sesuatu. Ayat ini memberikan gambaran yang jelas bahawa semangat “self-inquiry” itu amat dituntut,lebih-lebih lagi jika kita jahil atau ragu-ragu tentang sesuatu perkara. Dalam kitab al-Tafsir al-Munir karangan Dr Wahbah Az-Zuhaily, menjelaskan bahawa ayat ini berkaitan denagan perintah Allah kepada manusia untuk bertanyakan dengan ulama yang alim dengan kitab-kitab terdahulu tentang rasul-rasul sebelum ini adakah mereka di kalangan malaikat seperti yang mereka sangka atau dari kalangan manusia.
Suruhan untuk bertanya ini bertujuan mengelakkan syak atau dalam erti kata lain untuk mendapatkan fakta yang sebenar mengenai sesuatu benda itu, jelas menunjukkan roh “self-inquiry” begitu dituntut dalam Islam.
Dalam sejarah peradaban Islam, akan dijumpai bebrapa tokoh yang mempunyai “self-iquiry” yang begitu kuat boleh dijadikan contoh teladan. Contoh ini diutarakan bagi memudahkan sahabat-sahabat sekalian mengetahu maksud sebenar ‘self-inquiry” dalam bentuk yang lebih praktikal.
Dalam Kitab Tawali at-Ta’nis Bimaali Muhammad Bin Idris karangan Iman Ibn Hajar, dipaparkan betapa hebatnya "self-inquiry” Iman Shafie sehingga beliau ditanya oleh seseorang tentang bagaimanakah “syahwatnya” dalam menuntut ilmu?. Lantas beliau menjawab : “ Apabila saya mendengar satu kalimat yang belum pernah saya dengar, maka seluruh anggota tubuh saya seakan-akan ingin memiliki telinga agar boleh menikmati dan mendengarkan kalimat itu, sebagaimana telinga saya mendengarnya”. Beliau kemudian ditanya lagi mengenai semangatnya dalam menuntut ilmu, beliau menjawab: “ Seperti semangat orang yang mengumpulkan harta untuk mencapai suatu yang menakjubkan dan dia belum pernah mencapainya.”
Tidak hairanlah dengan keluarbiasaan semangat “self-inquiry” nya itu menjadikan beliau seorang ulama yang besar dalam sejarah islam yang mana ketika beliau berumur 15 tahun sudah dibenarkan oleh tuan gurunya untuk mengeluarkan fatwa di Mekah al-Mukarramah. Beliau suatu ketika ditanya lagi tentang bagaimana caranya mencari ilmu, beliau menjawab : “ seperti seorang wanita yang mencari satu-satunya anaknya yang hilang”.
Dalam menyelusuri sejarah keilmuan Islam, ia tidak tandus dengan tokoh-tokoh keilmuan yang begitu kuat semangat “self-inquiry” nya. Contoh yang terbaik ialah Abu Hurairah. Beliau adlah antara sahabat yang lewat memeluk agama Islam. Menurut pendapat yang sahih seperti dinukilkan oleh Imam az-Zahabi dalam kitabnya, bahawa Abu Hurairah sempat bersama Nabi s.a.w hanya 4 tahun dari pembukaan kota Khaibar hingga kewafatan Baginda s.a.w. Namun begitu, Abu Hurairah antara sahabat yang terbanyak meriwayatkan hadis daripada Baginda s.a.w. Ini tidak lain tidak bukan kerana kehebatan “self-inquiry” nya dan selalu berdamping rapat dengan Bginda s.a.w.
Jadi pengajaran daripada seduttan kisah Abu Hurairah ini, 4 tahun di Universiti sebenarnya mampu melahirkan produk ilmuan yang unggul jika benar-benar bersungguh-sungguh dalam ilmu dan mempunyai “self-inquiry” yang luar biasa seperti Abu Hurairah.
Iman nawawi juga seorang ulama tersohor dalam Mazhab Shafie, lihatlah sahaja, beliau belajar 12 pelajarn seharai, menunjukkan kekuatan “self-inquiry” nya. Mereka inilah yang seharusnya para mahasiswa atau mahasiswi contohi untuk tampil menjadi ilmuan ulung umat Islam yang menguasai pelbagai disiplin ilmu akhirat mahupun dunia.
Thomas A. Stewart seorang pemikir Barat pernah menyatakan bahawa bahan mentah masa hadapan adalah ilmu pengetahuan dan bukan lagi getah atau bijih timah!!!!.
Jadi umat Islam memerlukan jaguh ilmuan untuk menimbangi dominasi ilmua-ilmuan Barat yang kebanyakannya memusuhi dan sentiasa menjajahi minda-minda umat Islam dengan keseronokkan hawa nafsu demi untuk menghancurkan Islam. Jadi umat Islam terutamanya golongan mahasiswa adalah digesa untuk memupuk dan meningkatkan semangat “self-inquiry” untuk memenuhi tuntutan di atas.
Antara Penjagaan Syahwat dan Akal
Rasulullah S.A.W bersabda : Barang siapa yang bezina dengan wanita muslimat atau bukan muslimat, baik wanita itu merdeka ataupun hamba orang, kemudian dia meninggal dunia sebelum bertaubat, maka Allah membukakan baginya di dalm kubur tiga ratus pintu neraka, yang dia diseksa di dalam nya sehingga dating hari kiamat. Dan apabila telah dating hari kiamat, maka dia masuk ke neraka bersama dengan mereka yang akan diseksa di dalamnya.
Di ceritakan bahawa Hasan al-Basri, Malik bin Dinar dan Tsabit al-banany, telah datang kepada Rabi’ah A’dawiyah. Petikan perbincangan mereka digambarkan seperti berikut.
Hasan: Wahai Rabi’ah, plihlah salah satu di antara kami, keran pernikahan adalah sunnah Nabi S.A.W
Rabi’ah : Saya mempunyai beberapa masalah. Barang siapa dapat menjawab persoalan itu, sayakan mengambilnya sebagai suami.
Pertanyaan pertama ditujukan kepada Hasan.
Rabi’ah : Pada hari pengukuhan perjanjian (kiamat) di mana segolongan manusia dimasukkan kedalam api neraka. Pada pandangan tuan saya akan berada di dalam golongan yang mana??.
Hasan : Saya tidak tahu
Rabi’ah : Malaikat telah membentuk saya di dalm kandungan ibu saya, apakah saya menjadi orang yang sensara atau orang yang berbahagia??.
Hasan : Saya tidak tahu.
Rabi’ah : Kuburan adakalnya menjadi teman syurga dan adakalanya menjadi liang neraka, bagaimanakah kuburan saya kelak??.
Hasan : Saya tidak tahu.
Rabi’ah : Pada hari akhirat kelak wajah-wajah manusia mamutih cemerlang dan wajah-wajah manusia lainnya hitam muram, bagaimanakah wajah saya kelak??.
Hasan : Saya tidak tahu.
Rabi’ah : Apabila ada suara mengundang di hari kiamat, “ketahuilah, sesungguhnya fulan bin fulan itu berbahagia sekali, sesungguhnya fulan bin fulan itu sengsara sekali.” Pada pandang tuan, saya akan termasuk di dalam golongan yang mana??.
Hasan : Saya tidak tahu.
Maka ketiga-tiga auliya’ itu menangis dan keluar meninggalkan rabi’ah.
Pada kisah yang lain pula dicatatkan bahawa setelah suami rabi’ah meninggal dunia, Hasan Al-Basri bersama-sama sahabatnya telah dating menziarahi Rabi’ah. Setelah diizinkan masuk Rabi’ah memasangkan hijab (tabir kain) dan dia duduk disebalik tabir itu.
Hasan : Sesungguhnya suamimu telah meninggal dunia, maka engkau harus bersuami lagi.
Rabi’ah : Baiklah, dan sesiapa di antara mu yang paling alim saya persiapkan diri sebagai isterinya.
Mereka menjawab yang paling alim adalah Hasan al-Basri.
Rabi’ah : Apabila tuan dapat menjawab empat pertanyaan saya, maka saya rela menjadi isterimu.
Hasan : Kemukakanlah pertanyaan itu, semoga Allah menolong ku.
Rabi’ah : Kalau saya mati dan keluar dari dunia ini, adakah saya akan pergi dengan berbekalkan iman atau tidak??.
Hasan : Itu adalah suatu perkara ghaib an hanya Allah yang Maha Mengetahuinya.
Rabi’ah : Pada pendapat tuan stelah saya dibaringkan di dalam kubur dan di Tanya oleh malaikat Mungkar dan Nakir, saya dapat menjawab atau tidak??.
Hasan : Itu pun masalah yang ghaib dan hanya Allah sahaja yang Maha Mengatahuinya.
Rabi’ah : apabila manusia suadah dipanggil pada hari akhirat kelak, sebahagian lain di neraka, maka saya masuk bahagian yang mana??
Hasan : Itu pun soal ghaib.
Rabi’ah : Kalau seseorang telah samar-samar dalam masalah yang empat ini, maka bagaimana dia akan menyibukkan diri dengan perkahwinan.
Kemudian Rabi’ah berkata lagi : Wahai Hasan, berapakah bahagian Allah mencptakan akal??.
Hasan : Sepuluh bahagian, sembilan bahagian untuk lelaki dan satu lagi untuk kaum wanita.
Rabi’ah : Berapa bahagian pula menciptakan syahwatnya??.
Hasan : Sepuluh bahagian juga, sembilan bahagian untuk wanita dan satu untuk lelaki.
Rabi’ah : Wahai Hasan, saya saja dapat menjaga sembilan bahagian dari syahwat itu dengan satu bahagian akal, tetapi mengapa engkau tidak dapat menjaga satu bahagian syahwat dengan sembilan akal??.
Maka menangislah Hasan dan terus keluar daripada rumah Rabi’ah.
http://www.gadjahmada.edu/
http://oneredpaperclip.blogspot.com/
http://www.amazon.com/
http://www.sumintar.com/
Di ceritakan bahawa Hasan al-Basri, Malik bin Dinar dan Tsabit al-banany, telah datang kepada Rabi’ah A’dawiyah. Petikan perbincangan mereka digambarkan seperti berikut.
Hasan: Wahai Rabi’ah, plihlah salah satu di antara kami, keran pernikahan adalah sunnah Nabi S.A.W
Rabi’ah : Saya mempunyai beberapa masalah. Barang siapa dapat menjawab persoalan itu, sayakan mengambilnya sebagai suami.
Pertanyaan pertama ditujukan kepada Hasan.
Rabi’ah : Pada hari pengukuhan perjanjian (kiamat) di mana segolongan manusia dimasukkan kedalam api neraka. Pada pandangan tuan saya akan berada di dalam golongan yang mana??.
Hasan : Saya tidak tahu
Rabi’ah : Malaikat telah membentuk saya di dalm kandungan ibu saya, apakah saya menjadi orang yang sensara atau orang yang berbahagia??.
Hasan : Saya tidak tahu.
Rabi’ah : Kuburan adakalnya menjadi teman syurga dan adakalanya menjadi liang neraka, bagaimanakah kuburan saya kelak??.
Hasan : Saya tidak tahu.
Rabi’ah : Pada hari akhirat kelak wajah-wajah manusia mamutih cemerlang dan wajah-wajah manusia lainnya hitam muram, bagaimanakah wajah saya kelak??.
Hasan : Saya tidak tahu.
Rabi’ah : Apabila ada suara mengundang di hari kiamat, “ketahuilah, sesungguhnya fulan bin fulan itu berbahagia sekali, sesungguhnya fulan bin fulan itu sengsara sekali.” Pada pandang tuan, saya akan termasuk di dalam golongan yang mana??.
Hasan : Saya tidak tahu.
Maka ketiga-tiga auliya’ itu menangis dan keluar meninggalkan rabi’ah.
Pada kisah yang lain pula dicatatkan bahawa setelah suami rabi’ah meninggal dunia, Hasan Al-Basri bersama-sama sahabatnya telah dating menziarahi Rabi’ah. Setelah diizinkan masuk Rabi’ah memasangkan hijab (tabir kain) dan dia duduk disebalik tabir itu.
Hasan : Sesungguhnya suamimu telah meninggal dunia, maka engkau harus bersuami lagi.
Rabi’ah : Baiklah, dan sesiapa di antara mu yang paling alim saya persiapkan diri sebagai isterinya.
Mereka menjawab yang paling alim adalah Hasan al-Basri.
Rabi’ah : Apabila tuan dapat menjawab empat pertanyaan saya, maka saya rela menjadi isterimu.
Hasan : Kemukakanlah pertanyaan itu, semoga Allah menolong ku.
Rabi’ah : Kalau saya mati dan keluar dari dunia ini, adakah saya akan pergi dengan berbekalkan iman atau tidak??.
Hasan : Itu adalah suatu perkara ghaib an hanya Allah yang Maha Mengetahuinya.
Rabi’ah : Pada pendapat tuan stelah saya dibaringkan di dalam kubur dan di Tanya oleh malaikat Mungkar dan Nakir, saya dapat menjawab atau tidak??.
Hasan : Itu pun masalah yang ghaib dan hanya Allah sahaja yang Maha Mengatahuinya.
Rabi’ah : apabila manusia suadah dipanggil pada hari akhirat kelak, sebahagian lain di neraka, maka saya masuk bahagian yang mana??
Hasan : Itu pun soal ghaib.
Rabi’ah : Kalau seseorang telah samar-samar dalam masalah yang empat ini, maka bagaimana dia akan menyibukkan diri dengan perkahwinan.
Kemudian Rabi’ah berkata lagi : Wahai Hasan, berapakah bahagian Allah mencptakan akal??.
Hasan : Sepuluh bahagian, sembilan bahagian untuk lelaki dan satu lagi untuk kaum wanita.
Rabi’ah : Berapa bahagian pula menciptakan syahwatnya??.
Hasan : Sepuluh bahagian juga, sembilan bahagian untuk wanita dan satu untuk lelaki.
Rabi’ah : Wahai Hasan, saya saja dapat menjaga sembilan bahagian dari syahwat itu dengan satu bahagian akal, tetapi mengapa engkau tidak dapat menjaga satu bahagian syahwat dengan sembilan akal??.
Maka menangislah Hasan dan terus keluar daripada rumah Rabi’ah.
http://www.gadjahmada.edu/
http://oneredpaperclip.blogspot.com/
http://www.amazon.com/
http://www.sumintar.com/
KHALIFAH YANG MISTERI
Pada suatu malam hartawan Abdurrahman bin Auf dipanggil oleh Khalifah Umar bin Khattab untuk diajak pergi ke pinggir kota Madinah.
‘’ Malam ini akan ada serombongan kafilah yang hendak bemalam di pinggir kota, dalam perjalanan pulang,’’ kata Khalifah Umar kepada Abdurrahman bin Auf.
‘’ Lalu maksud anda bagaimana?’’ Tanya Abdurrahman.
‘’ Oleh kerana kafilah itu membawa barang dagangan yang banyak, maka kita ikut bertanggungjawab atas keselamatan barang dari gangguan tangan-tangan usil. Jadi nanti malam kita bersama-sama harus mengawal mereka,’’ sahut Khalifah.
Ajakan itu disambut gembira Abdurrahman. Bahkan dia sudah mempersiapkan jiwa-raganya untuk berjaga semalam suntuk ! Tetapi apa yang terjadi di sana? Ternyata lain dengan yang diduganya semula.
Ketika malam telah mulai sepi, Khalifah Umar bin Khattab berkata padanya. ‘’ Abdurrahman… kau boleh tidur ! Biarlah saya saja yang berjaga-jaga. Nanti kalau ada apa-apa kau saya bangunkan? ‘’
Apakah Abdurrahman lantas berangkat tidur, tidak diceritakan. Tetapi yang terang, Khalifah Umar bin Khattab betul betul menjadi ‘ penjaga malam ‘.
Khalifah Umar bin Khattab memang seorang pemimpin yang suka melakukan perbuatan-perbuatan yang aneh. Bahkan sering mengerjakan perbuatan yang baik secara diam-diam. Akibatnya, orang yang ditolongnya tidak tahu, bahawa penolongnya adakah khalifah yang mereka cintai.
Suatu malam Auza’iy pernah ‘memergoki’ Khalifah Umar masuk rumah seseorang. Ketika keesokan harinya dia datang ke rumah itu, ternyata penghuninya seorang janda tua yang buta dan sedang menderita sakit. Janda itu mengatakan, bahawa tiap malam ada orang yang datang ke rumahnya untuk mengirim makanan dan ubat-ubatan. Tetapi siapakah nama orang itu, janda tua itu tidak tahu ! Padahal orang yang tiap malam datang ke rumahnya, adalah khalifah yang mereka kagumi.
Suatu malam Khalifah Umar berjalan-jalan di pinggir kota. Tiba-tiba didengarnya rintihan seorang wanita dari dalam sebuah khemah yang kumal. Ternyata yang merintih itu seorang wanita yang mahu melahirkan . Di sampingnya, duduk suaminya yang kebingungan. Maka pulanglah Khalifah ke rumahnya untuk membawa isterinya, Ummu Kalsum untuk menolong wanita yang akan melahirkan anak itu.
Tetapi wanita yang ditolongnya itu pun tidak tahu … bahawa orang yang menolongnya dirinya adalah Khalifah Umar, Amirul Mukminin yang mereka cintai...
‘’ Malam ini akan ada serombongan kafilah yang hendak bemalam di pinggir kota, dalam perjalanan pulang,’’ kata Khalifah Umar kepada Abdurrahman bin Auf.
‘’ Lalu maksud anda bagaimana?’’ Tanya Abdurrahman.
‘’ Oleh kerana kafilah itu membawa barang dagangan yang banyak, maka kita ikut bertanggungjawab atas keselamatan barang dari gangguan tangan-tangan usil. Jadi nanti malam kita bersama-sama harus mengawal mereka,’’ sahut Khalifah.
Ajakan itu disambut gembira Abdurrahman. Bahkan dia sudah mempersiapkan jiwa-raganya untuk berjaga semalam suntuk ! Tetapi apa yang terjadi di sana? Ternyata lain dengan yang diduganya semula.
Ketika malam telah mulai sepi, Khalifah Umar bin Khattab berkata padanya. ‘’ Abdurrahman… kau boleh tidur ! Biarlah saya saja yang berjaga-jaga. Nanti kalau ada apa-apa kau saya bangunkan? ‘’
Apakah Abdurrahman lantas berangkat tidur, tidak diceritakan. Tetapi yang terang, Khalifah Umar bin Khattab betul betul menjadi ‘ penjaga malam ‘.
Khalifah Umar bin Khattab memang seorang pemimpin yang suka melakukan perbuatan-perbuatan yang aneh. Bahkan sering mengerjakan perbuatan yang baik secara diam-diam. Akibatnya, orang yang ditolongnya tidak tahu, bahawa penolongnya adakah khalifah yang mereka cintai.
Suatu malam Auza’iy pernah ‘memergoki’ Khalifah Umar masuk rumah seseorang. Ketika keesokan harinya dia datang ke rumah itu, ternyata penghuninya seorang janda tua yang buta dan sedang menderita sakit. Janda itu mengatakan, bahawa tiap malam ada orang yang datang ke rumahnya untuk mengirim makanan dan ubat-ubatan. Tetapi siapakah nama orang itu, janda tua itu tidak tahu ! Padahal orang yang tiap malam datang ke rumahnya, adalah khalifah yang mereka kagumi.
Suatu malam Khalifah Umar berjalan-jalan di pinggir kota. Tiba-tiba didengarnya rintihan seorang wanita dari dalam sebuah khemah yang kumal. Ternyata yang merintih itu seorang wanita yang mahu melahirkan . Di sampingnya, duduk suaminya yang kebingungan. Maka pulanglah Khalifah ke rumahnya untuk membawa isterinya, Ummu Kalsum untuk menolong wanita yang akan melahirkan anak itu.
Tetapi wanita yang ditolongnya itu pun tidak tahu … bahawa orang yang menolongnya dirinya adalah Khalifah Umar, Amirul Mukminin yang mereka cintai...
Maulidur Rasul
Seperti kelaziman tahunan, umat Islam di Malaysia akan menyambut hari sempena keputraan Rasulullah saw pada 12 Rabiulawal setiap tahun.Umat Islam di Malaysia akan mengadakan berbagai aktiviti dalam acara sambutan Maulidur Rasul. Kerajaan Malaysia mengisyhtiharkan 12 Rabiulawal setiap tahun adalah cuti umum. Diantara acara-acara dalam sambutan Maulidur Rasul ialah Perarakan, Syarahan, Forum, Marhaban dan Jamuan di peringkat kampung sehinggalah ke peringkat kebangsaan.
Dalam menentukan tarikh kelahiran Rasulullah saw, ahli-ahli sejarah Islam berbeza pendapat. Pendapat pertama dan masyhur ialah Rasulullah saw lahir pada malam Isnin 12 Rabiulawal dalam Tahun Gajah sebelum subuh. Ini adalah pendapat Ibnu Ishaq yang dipetik oleh Ibnu Hisham dalam kitabnya yang terkenal, Sirah Ibnu Hisham. Dan pendapat yang kedua ialah pendapat yang mengatakan bahawa Rasulullah saw memang lahir pada malam Isnin, sebelum subuh Rabiulawal tahun Gajah tapi tarikh sebenarnya ialah pada 9 haribulan.
Diantara tokoh ulamak-ulamak yang sependapat mengatakan Rasulullah saw lahir pada 9 Rabiulawal ialah Yunus bin Yazid, Ibnu Hazam, Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi dan Ibnu Taimiyyah. Dan diantara tokoh-tokoh falak moden yang membuat kajian semula tentang perbezaan pendapat ini ialah Mahmud Pasya seorang ahli falak Mesir dan Dr.(H) Hj. Kassim Bahali, Persatuan Falak Syarie Malaysia. Mereka menyatakan bahawa Rasulullah saw lahir pada 9 Rabiulawal. Ini adalah berdasarkan kepada Taqwim Qamariah tulen tanpa Nasi' dan dikebelakangkan 53 tahun dari tahun pertama Hijrah.
Didapati bulan kelahiran Rasulullah saw iaitu bulan Rabiulawal jatuh pada bulan April 571 M. Berdasarkan hitungan, Ijtimak berlaku pada 10 April 571M pada 8;21 UT. Menurut kaedah kebolehnampakan hilal, 1 Rabiulawal jatuh pada hari Ahad, 12 April 571M dan hari Isnin yang bertepatan adalah 9 Rabiulawal manakala 12 Rabiulawal jatuh pada hari Rabu.
Rasulullah s.a.w. telah dilahirkan di sini.
Dalil seterusnya yang mengatakan bahawa Rasulullah lahir pada 9 Rabiulawal ialah pada Isnin 9 Rabiulawal (20 April), fasa bulan adalah 64.4% dan bulan ghurub pada pukul 2:26 pagi. Apabila bulan ghurub awal maka langit ketika itu kelihatan cerah dengan bintang-bintang yang dapat dilihat lebih banyak kerana tiada gangguan cahaya bulan. Ini bertepatan dengan kisah kelahiran sewaktu dilahirkan Rasulullah saw bahawa sebelum subuh, langit adalah kelihatan sangat cerah dengan cahaya bintang-bintang yang bertaburan. Walau bagaimanapun, itu adalah pendapat individu tertentu dengan pengkajian mereka.
Moga ada pihak lain yang dapat membuat kajian lebih lanjut dalam menetapkan tarikh kelahiran Rasulullah saw. Kajian-kajian lanjut itu sebenarnya akan lebih memajukan lagi perkembangan ilmu Sejarah dan Falak. Malah tarikh-tarikh peristiwa penting Islam yang lain juga wajar dibuat hitungan semula. Kita umat Islam di alaf baru sekarang telah banyak melahirkan ahli-ahli Sejarah Moden, Falak / Astronomi dan ahli-ahli Sains yang lain yang pastinya akan mengembang dan menyumbang kepada penguasaan ilmu pengetahuan kepada pembangunan ummah, InsyaAllah.
Objektif diadakan sambutan Maulidur Rasul ialah untuk mengembalikan ingatan kita umat akhir zaman terhadap junjungan besar kita Muhammad Rasulullah saw. Dengan mengingatinya akan menambahkan lagi perasaan cinta kasih kepadanya serta mengenang, menghargai serta mengambil iktibar kisah suka duka perjuangannya. Walaupun sambutan Maulidur Rasul ini adalah satu adat sahaja tapi ia adalah adat yang bersifat ibadah dan wajar diteruskan, InsyaAllah.
Dalam menentukan tarikh kelahiran Rasulullah saw, ahli-ahli sejarah Islam berbeza pendapat. Pendapat pertama dan masyhur ialah Rasulullah saw lahir pada malam Isnin 12 Rabiulawal dalam Tahun Gajah sebelum subuh. Ini adalah pendapat Ibnu Ishaq yang dipetik oleh Ibnu Hisham dalam kitabnya yang terkenal, Sirah Ibnu Hisham. Dan pendapat yang kedua ialah pendapat yang mengatakan bahawa Rasulullah saw memang lahir pada malam Isnin, sebelum subuh Rabiulawal tahun Gajah tapi tarikh sebenarnya ialah pada 9 haribulan.
Diantara tokoh ulamak-ulamak yang sependapat mengatakan Rasulullah saw lahir pada 9 Rabiulawal ialah Yunus bin Yazid, Ibnu Hazam, Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi dan Ibnu Taimiyyah. Dan diantara tokoh-tokoh falak moden yang membuat kajian semula tentang perbezaan pendapat ini ialah Mahmud Pasya seorang ahli falak Mesir dan Dr.(H) Hj. Kassim Bahali, Persatuan Falak Syarie Malaysia. Mereka menyatakan bahawa Rasulullah saw lahir pada 9 Rabiulawal. Ini adalah berdasarkan kepada Taqwim Qamariah tulen tanpa Nasi' dan dikebelakangkan 53 tahun dari tahun pertama Hijrah.
Didapati bulan kelahiran Rasulullah saw iaitu bulan Rabiulawal jatuh pada bulan April 571 M. Berdasarkan hitungan, Ijtimak berlaku pada 10 April 571M pada 8;21 UT. Menurut kaedah kebolehnampakan hilal, 1 Rabiulawal jatuh pada hari Ahad, 12 April 571M dan hari Isnin yang bertepatan adalah 9 Rabiulawal manakala 12 Rabiulawal jatuh pada hari Rabu.
Rasulullah s.a.w. telah dilahirkan di sini.
Dalil seterusnya yang mengatakan bahawa Rasulullah lahir pada 9 Rabiulawal ialah pada Isnin 9 Rabiulawal (20 April), fasa bulan adalah 64.4% dan bulan ghurub pada pukul 2:26 pagi. Apabila bulan ghurub awal maka langit ketika itu kelihatan cerah dengan bintang-bintang yang dapat dilihat lebih banyak kerana tiada gangguan cahaya bulan. Ini bertepatan dengan kisah kelahiran sewaktu dilahirkan Rasulullah saw bahawa sebelum subuh, langit adalah kelihatan sangat cerah dengan cahaya bintang-bintang yang bertaburan. Walau bagaimanapun, itu adalah pendapat individu tertentu dengan pengkajian mereka.
Moga ada pihak lain yang dapat membuat kajian lebih lanjut dalam menetapkan tarikh kelahiran Rasulullah saw. Kajian-kajian lanjut itu sebenarnya akan lebih memajukan lagi perkembangan ilmu Sejarah dan Falak. Malah tarikh-tarikh peristiwa penting Islam yang lain juga wajar dibuat hitungan semula. Kita umat Islam di alaf baru sekarang telah banyak melahirkan ahli-ahli Sejarah Moden, Falak / Astronomi dan ahli-ahli Sains yang lain yang pastinya akan mengembang dan menyumbang kepada penguasaan ilmu pengetahuan kepada pembangunan ummah, InsyaAllah.
Objektif diadakan sambutan Maulidur Rasul ialah untuk mengembalikan ingatan kita umat akhir zaman terhadap junjungan besar kita Muhammad Rasulullah saw. Dengan mengingatinya akan menambahkan lagi perasaan cinta kasih kepadanya serta mengenang, menghargai serta mengambil iktibar kisah suka duka perjuangannya. Walaupun sambutan Maulidur Rasul ini adalah satu adat sahaja tapi ia adalah adat yang bersifat ibadah dan wajar diteruskan, InsyaAllah.
Peristiwa-Peristiwa Penting Bulan Rabiul Awal
Ada banyak peristiwa penting yang telah dicatatkan oleh sejarah jatuh bangunnya tamadun Islam di dalam bulan Rabiulawal ini dan diantaranya ialah;
Kelahiran junjungan besar kita, Muhammad Rasulullah saw. Mengikut sumber-sumber mengatakan bahawa nabi lahir pada 12 Rabiul Awwal tahun gajah bersamaan 23 April 571M. Ini adalah sumber yang masyhur dan menjadi amalan umat Islam di Malaysia mengadakan sambutan Maulidurrasul pada 12 Rabiul Awwal di setiap tahun sehinggalah sekarang. Walau bagaimanapun ada sumber yang lain mengatakan bahawa nabi lahir pada 9 Rabiul Awwal tahun Gajah. Perbezaan pendapat ini akan disentuh lebih lanjut di bahagian Maulidur Rasul.
Perlantikan Nabi menjadi Rasul. Dibulan Rabiulawal inilah Nabi saw diangkat menjadi Rasul. Ketika ini Nabi saw berumur 40 tahun. Maka dengan ini bermulah dakwah baginda secara rasmi di Makkah al-Mukarramah.
Hijrah Tarikh hijrah adalah tarikh tibanya Rasulullah di Madinah al-Munawwarah pada ketika itu di sebut Yatsrib. Rasulullah sampai di Quba' pada hari Isnin 8 Rabiulawal dan Baginda sampai di Kota Madinah pada hari Jumaat 12 Rabiulawal dan Baginda menunaikan solat Jumaat yang pertama.
Peperangan Banyak peperangan yang telah terjadi pada zaman Rasulullah saw diantara tentera Islam dan tentera kuffar. Diantara peperangan yang berlaku di bulan Rabiulawal ialah peperangan Safwan (Badar pertama), Bawat, Zi Amar (Ghatfan), Bani An-Nadhir, Daumatul Jandal dan peperangan Bani Lahyan.
Wafatnya junjungan besar kita, Muhammad Rasulullah saw. Rasulullah telah wafat pada hari Isnin 12 Rabiulawal 11H bersamaan 7 Jun 632M. Baginda wafat di rumah isterinya Aisyah ra dan dikebumikan di Madinah al-Munawwarah.
Abu Bakar ra. menjadi khalifah Pada hari Rasulullah wafat, para sahabat tidak mahu menangguh urusan pentadbiran kerajaan dan segera membai'ah saidina Abu Bakar ra di Dewan Bani Sa'idah. Ini adalah kerana urusan pentadbiran negara tidak boleh terhenti walau seketika dan ia adalah nadi sesebuah kerajaan. Sebahagian sahabat pula menguruskan pengkebumian jenazah Rasulullah saw yang diketuai oleh Saidina Ali ra Ahli Bait Rasulullah saw.
Pembukaan Iraq Tentera Islam yang dipimpin oleh Khalid Ibni Walid ra telah memasuki Iraq dan bermulalah pemerintahan Islam di bumi Iraq di zaman saidina Abu Bakar ra.
Pembukaan Baitul Muqaddis Salahuddin al-Ayubi telah memimpin tentera Islam menewaskan tentera Salib dan seterusnya membuka pintu bagi pembukaan Baitul Muqaddis pada tahun 583 H.
Kejatuhan Empayar kerajaan Islam Sepanyol Kubu terakhir tentera Islam di Andalusia telah ditumbangkan oleh tentera Sepanyol yang dipimpin oleh Ferdinando dan Isabella pada tahun 897H. Bermulalah kemusnahan tempat-tempat bersejarah warisan umat Islam, masjid-masjid ditukar menjadi gereja dan muzium dan tiada lagi suara azan di negara tersebut.
Masjid Haiga Sophia di Sepanyol yang telah ditukar menjadi muzium.
Kelahiran junjungan besar kita, Muhammad Rasulullah saw. Mengikut sumber-sumber mengatakan bahawa nabi lahir pada 12 Rabiul Awwal tahun gajah bersamaan 23 April 571M. Ini adalah sumber yang masyhur dan menjadi amalan umat Islam di Malaysia mengadakan sambutan Maulidurrasul pada 12 Rabiul Awwal di setiap tahun sehinggalah sekarang. Walau bagaimanapun ada sumber yang lain mengatakan bahawa nabi lahir pada 9 Rabiul Awwal tahun Gajah. Perbezaan pendapat ini akan disentuh lebih lanjut di bahagian Maulidur Rasul.
Perlantikan Nabi menjadi Rasul. Dibulan Rabiulawal inilah Nabi saw diangkat menjadi Rasul. Ketika ini Nabi saw berumur 40 tahun. Maka dengan ini bermulah dakwah baginda secara rasmi di Makkah al-Mukarramah.
Hijrah Tarikh hijrah adalah tarikh tibanya Rasulullah di Madinah al-Munawwarah pada ketika itu di sebut Yatsrib. Rasulullah sampai di Quba' pada hari Isnin 8 Rabiulawal dan Baginda sampai di Kota Madinah pada hari Jumaat 12 Rabiulawal dan Baginda menunaikan solat Jumaat yang pertama.
Peperangan Banyak peperangan yang telah terjadi pada zaman Rasulullah saw diantara tentera Islam dan tentera kuffar. Diantara peperangan yang berlaku di bulan Rabiulawal ialah peperangan Safwan (Badar pertama), Bawat, Zi Amar (Ghatfan), Bani An-Nadhir, Daumatul Jandal dan peperangan Bani Lahyan.
Wafatnya junjungan besar kita, Muhammad Rasulullah saw. Rasulullah telah wafat pada hari Isnin 12 Rabiulawal 11H bersamaan 7 Jun 632M. Baginda wafat di rumah isterinya Aisyah ra dan dikebumikan di Madinah al-Munawwarah.
Abu Bakar ra. menjadi khalifah Pada hari Rasulullah wafat, para sahabat tidak mahu menangguh urusan pentadbiran kerajaan dan segera membai'ah saidina Abu Bakar ra di Dewan Bani Sa'idah. Ini adalah kerana urusan pentadbiran negara tidak boleh terhenti walau seketika dan ia adalah nadi sesebuah kerajaan. Sebahagian sahabat pula menguruskan pengkebumian jenazah Rasulullah saw yang diketuai oleh Saidina Ali ra Ahli Bait Rasulullah saw.
Pembukaan Iraq Tentera Islam yang dipimpin oleh Khalid Ibni Walid ra telah memasuki Iraq dan bermulalah pemerintahan Islam di bumi Iraq di zaman saidina Abu Bakar ra.
Pembukaan Baitul Muqaddis Salahuddin al-Ayubi telah memimpin tentera Islam menewaskan tentera Salib dan seterusnya membuka pintu bagi pembukaan Baitul Muqaddis pada tahun 583 H.
Kejatuhan Empayar kerajaan Islam Sepanyol Kubu terakhir tentera Islam di Andalusia telah ditumbangkan oleh tentera Sepanyol yang dipimpin oleh Ferdinando dan Isabella pada tahun 897H. Bermulalah kemusnahan tempat-tempat bersejarah warisan umat Islam, masjid-masjid ditukar menjadi gereja dan muzium dan tiada lagi suara azan di negara tersebut.
Masjid Haiga Sophia di Sepanyol yang telah ditukar menjadi muzium.
Subscribe to:
Posts (Atom)